blank
Dr. H. M. Fakhruddin

Oleh: dr H. M. Fakhruddin

Philip Paracelsus, dokter Swiss dan pendiri toksikologi mengatakan bahwa Fasting is the greatest remedy the physician within, puasa adalah penyembuh terhebat.

Kehebatan puasa telah melewati penelitian oleh ilmuwan untuk membuktikan kebaikan puasa bagi kesehatan tubuh.

blank

Allan Cott, M.D.

Merupakan seorang ilmuwan asal Amerika menuangkan hikmah puasa melalui bukunya “Why Fast?,” yakni:

  1. Fisik dan mental menjadi lebih baik dan sehat.
  2. Kulit dan tubuh terlihat makin muda
  3. Badan menjadi bersih
  4. Tekanan darah dan kadar lemak jadi berkurang
  5. Pengendalian sex menjadi lebih terkontrol
  6. Badan otomatis menjadi sehat.
  7. Ketegangan jiwa menjadi berkurang.
  8. Fungsi indrawi menjadi lebih tajam.
  9. Pengendalian diri sendiri lebih terjaga.
  10. Proses penuaan melambat.

BACA JUGA Menjaga Organ Pencernaan dengan Puasa

Yuri Nikolayev

Adalah seorang direktur bidang diet rumah sakit jiwa di Moskow menyatakan bahwa puasa dapat membuat seseorang awet muda secara fisik, mental, dan spiritual.

blank

Alvenia M. Fulton

Adalah seorang Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di USA) menyatakan bahwa puasa dapat memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Sebab puasa menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh.

Riyad Albibaby dan Dr.Ahmed Alqadhi

Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai penyakit melalui peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T yang secara signifikan bertambah.

blank

Jalal Saour

Berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit jantung.

Muzam MG, dr. Ali M.N dan dr. Husain

Puasa baik bagi pasien yang mempunyai gangguan tukak pada lambung.

blank

Elson M. Haas M.D.

Adalah Direktur Medical Centre of Marin menyatakan bahwa puasa baik dbagi tubuh karena dapat meningkatkan purifikasi, peremajaan, mengistirahatkan organ pencernaan, berfungsi sebagai anti aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, mengubah kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan terkontrol, serta meningkatkan imunitas tubuh. Selain itu, puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.

BACA JUGA Rumi : Pertanyaan adalah Setengah dari Pengetahuan

dr Sabah al-Baqir   

Bersama tim dari Fakultas Kedokteran Universitas King Saud menyatakan puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress.

blank

dr Riyadh Sulaiman)

Bersama tim dari Rumah Sakit Universitas King Khalid, Riyadh Saudi menyatakan bahwa puasa ramadan baik bagi penderita diabetes sebab ada kontrol makanan dan obat-obatan bagi penderitanya.

blank

dr Muhammad Munib

Bersama tim dari Turki menyatakan keutamaan puasa mampu meningkatkan glikogen dalam tubuh sehingga mampu merawat peremajaan, memompa gerakan lemak yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat.

Sejak zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik seperti kata Plato bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan mental.

Sementara, Philippus Paracelsus mengatakan bahwa “Fasting is the greatest remedy the physician within!”

blank

Maka dari itu, Puasa sudah diakui menjadi penyembuh terhebat dalam menanggulagi penyakit, bahkan di Amerika ada pusat puasa yang diberi nama “Fasting Center International, Inc”, Director Dennis Paulson yang berdiri sudah sejak 35 tahun yang lalu, dengan pasien dari 220 negara.

BACA JUGA Jejak Islam di Jepara, Kebesaran Pesantren Datuk Singorojo

Sebuah pusat puasa ini merekomendasikan puasa dalam program penurunan berat badan, mengeluarkan toxin tubuh, puasa dapat memperbaiki energi, kesehatan mental, kesehatan fisik dan yang paling terpenting meningkatkan kualitas hidup.

Penulis adalah anggota IDI Cabang Jepara, FKTP BPJS Kesehatan Bangsri, Jepara