blank
MELUAP: Luapan Sungai Jajar di Desa Mojoagung kembali terjadi. Kali ini juga menggenangi rumah warga di dua dusun dan jalan raya sekitar. Foto: Hana Eswe

GROBOGAN (SUARABARU.ID)– Hujan deras dengan intensitas tinggi, kembali terjadi di wilayah Kabupaten Grobogan, Rabu (8/1) malam. Akibat hujan ini, genangan air dilaporkan melanda sembilan desa dan satu kecamatan di wilayah itu.

Dari informasi yang didapat, hujan lebat dimulai sejak pukul 13.30 WIB. Beberapa wilayah seperti Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Gubug dan Kecamatan Penawangan, terendam air kiriman dari wilayah selatan dan Boyolali.

BACA JUGA : Perangkat Desa Bakal Dapat Gaji Ke 13 Sama Seperti PNS

Hal itu berdasarkan data dari BPBD Grobogan. Di wilayah Kecamatan Purwodadi terjadi genangan di area Simpang Lima Utara, Jetis, dan seputaran Alun-alun Purwodadi, dengan ketinggian antara 20-40 cm. Meski demikian, BPBD Grobogan tidak mendapatkan informasi adanya rumah yang terendam banjir di kawasan ini.

Sementara itu, genangan air terparah terjadi di wilayah Kecamatan Karangrayung dan Kedungjati. Di Karangrayung sebanyak dua desa dilanda banjir akibat luapan Sungai Jajar. Banjir ini menggenangi Desa Mojoagung dan Desa Mangin.

Sebanyak dua2 dusun, tepatnya di Dusun Karangjati dan Dusun Krasak dilaporkan terendam banjir dan menggenangi 80 rumah warga serta areal persawahan, dengan ketinggian air 30-100 cm. Banjir ini juga menggenangi Mapolsek Karangrayung, yang berada di Jalan Raya Karangrayung-Juwangi, Desa Mojoagung.

Kabar Jembatan Ambrol
Dalam situasi ini, BPBD dibantu instansi terkait, turun ke lapangan untuk memantau dan melakukan penanganan terhadap korban banjir. Sempat beredar kabar, jika ada jembatan ambrol di Kecamatan Kedungjati, yang menyebabkan banjir di wilayah itu.

”Tidak benar berita adanya jembatan roboh di wilayah Ngombak, Kecamatan Kedungjati. Saat ini proses pendataan masih berlangsung. Demikian laporan sementara yang bisa kami sampaikan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Endang Sulistyaningsih, dalam laporan tertulisnya.

Sampai berita ini diturunkan, sebanyak empat desa masih terendam banjir dengan ketinggian antara 30-100 cm. Keempat desa itu antara lain, Desa Kalimaro, Desa Jumo, Desa Kedungjati, Desa Wates, dan Desa Klitikan.

Selain itu, genangan air juga terlihat di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug dan Desa Bologarang, Kecamatan Penawangan. Di Desa Penadaran, sekitar 80 unit rumah tergenang banjir dengan ketinggian air antara 80-90 cm. Sedangkan di Desa Bologarang, dua rumah warga dan areal persawahan tergenang air dengan ketinggian 20-50 cm.

blank
RENDAM JALAN: Kapolsek Penawangan, AKP Sapto, turun langsung ke lokasi banjir di Desa Tunggu. Banjir ini hanya merendam akses jalan di desa ini. Foto: Hana Eswe

Turun Tangan
Adanya banjir yang merendam beberapa wilayah itu, membuat petugas kepolisian ikut turun ke lapangan. Hal ini terlihat dari kesibukan anggota Satlantas Polres Grobogan, yang mengatur lalu lintas di Jembatan Kaliceret, Kecamatan Kedungjati.

”Genangan atau rendaman air di wilayah Kedungjati sudah mulai surut. Begitu juga dengan situasi arus lalu lintas juga sudah lancar. Jalan dua arah, baik dari arah Kabupaten Semarang atau dari Gubug sudah dapat dilalui. Kondisi cuaca masih gerimis, namun arus jalan raya sudah lancar,” jelas Kasatlantas Polres Grobogan, AKP Muchammad Yogi.

Hal yang sama dilakukan jajaran Polsek Penawangan. Kapolsek Penawangan AKP Sapto meninjau langsung lokasi banjir di Desa Tunggu. Dikatakan AKP Sapto, ketinggian banjir kira-kira 20 cm. ”Begitu mendapatkan informasi, kami langsung datang ke lokasi untuk melakukan pemantauan langsung. Kira-kira ketinggian air 20 cm,” tukas dia.

Hana Eswe/Riyan