blank
Ilustrasi. Reka: SB.ID

Oleh: Gunawan Witjaksanablank

SENGKETA hasil Pilpres telah diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK), dan paling menjadi pemenang pun telah ditetapkan KPU.

Ke depan, baik mereka yang mendukung atau pun tidak mendukung, secara konstitusi harus secara legowo mau menerimanya. Selanjutnya, tinggal rakyat yang tatkala kampanye mendengarkan berbagai janji yang dalam tataran Ilmu Komunikasi dipandang dalam tataran abstrak.

Maka nanti setelah dilantik dan bekerja, mereka akan membuktikannya dalam tataran nyata, melalui apa yang mereka rasakan terkait dengan janji kampanye yang dulu mereka sampaikan.

Karena itu, saat ini rakyat tentu sedang saling merenung dan berharap, akankah paslon terpilih tersebut benar-benar akan segera berupaya memenuhi janjinya? Sebaliknya, bukankah bagi paslon terpilih, beban berat dari janji kampanyenya sedapat mungkin harus mereka penuhi, karena dari sisi Public Relations (PR) realisasi janji itu akan memengaruhi citranya pada pemerintahan yang mereka pimpin?

Pengembangan Citra

Tatkala janji kampanye menarik mereka akhirnya membuahkan hasil dengan terpilihnya paslon pemenang, maka itu merupakan tumbuhnya citra dari sisi PR bagi calon pemenang.

Selanjutnya , citra yang tumbuh tersebut perlu dikembangkan dengan mewujudkan janji yang bila terwujud menjadi reputasi sekaligus  akan mampu memelihara serta melertahankan citranya di masa datang, demikian pula bila sebaliknya yang dirasakan rakyat.

Dalam bahasa PR, komunikasi yang intens serta rutin terhadap rakyat itu penting, namun yang lebih penting adalah bagaimana merealisasikan janji kampanyenya  yang telah terbukti menarik, hingga akhirnya terpilih.

Dalam bahasa komunikasi, kinerja yang baik hingga memenuhi harapan rakyat itu akan bergaung lebih nyaring, dibanding hanya wacana yang hanya menarik saat disampaikan dan didengar.

Karena itu, komunikasi yang rutin dan intens dibarengi dengan kinerja yang dirasakan manfaatnya secara nyata oleh rakyat, sedapat mungkin harus diwujudkan, agar citranya terhadap pemerintahannya, atau paslon lain yang akan dudukungnya kelak, termasuk dalam Pilkada yang akan segera berlangsung, akan memperoleh citra yang positif pula.

Menunggu Bukti

Bagi masyarakat luas, terutama yang merasa tidak puas terhadap hasil pemilu, sudah bukan saatnya mempersoalkan hasil pemilu. Akan lebih baik dan bijak bila kita menunggu bukti dari janji kampanye paslon terpilih, toh muaranya adalah kemajuan bangsa dan meningkatnya kesejahteraan seluruh rakyat sesuai janji semua paslon saat itu.

Semuanya tentu berharap kesejahteraan teraan rakyat serta kemajuan bangsa terwujud, dan untuk ikut membantunya akan sangat kurang bijak bahwa kita terus mencela dan mengkritik, yang masih terjadi, utamanya melalui media sosial saat ini, terlebih bila menggunakan asumsi yang menyesatkan, sehingga melahirkan kondisi yang kurang kondusif.

Dengan demikian, setelah paslon terpilih dilantik dan mulai bekerja kelak, masukan serta kritik konstruktif bila ada kekurangan tetap boleh dilakukan. Tujuannya jelas agar kinerja pemerintahan menjadi lebih baik.

Akhirnya, kita semua tentu berharap komunikasi dengan seluruh rakyat dan seluruh komponen bangsa akan bejalan dengan baik sesuai fungsi serta perannya masing-masing, sehingga cita-cita menuju Indonedia emas sesuai cita-cita bersama akan terwujud.

Drs. Gunawan Witjaksana, M. Si, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.