KATA tak-tik, saat ini, sangat kalah populer dibandingkan dengan kata tik-tok. Padahal tak-tik, dapat juga ditulis dengan taktik (tanpa spasi), adalah kata yang sudah lamaaaaaaaa banget dikenal khalayak. Sementara, tik-tok dikenal belum lama. Nasib itu namanya: Yang lama terlupakan, kalah oleh yang baru-baru saja.
Kamus bahasa Jawa menyebutkan taktik berasal dari bahasa Belanda; dan tulisannya ialah tactiek yang artinya ada tiga, yaitu kebijaksanaan, cara bekerja, dan ilmu siasat (perang). Dalam bausastra Jawa, taktik bermakna dua, yaitu (1) reka, siasat; dan (2) ubeting iguh, pinter-pinternya mereka-reka.
Dalam permainan sepak bola misalnya, taktik sangat dikenal atau dipraktikkan lewat formasi atau susunan pemain serta nanti permainannya sendiri. Disebut juga strategi. Tujuan utamanya, ialah dengan taktik atau strategi seperti itu, tim akan memeroleh kemenangan, atau sekurang-kurangnya produktif memasukkan bola ke gawang lawan.
Baca juga Delul
Terjadikah? Belum tentu juga, karena lawan pun juga menyusun taktiknya sedemikian rupa untuk mengalahkanmu. Nah… yang terjadi adalah adu taktik, adu strategi. Bukti bahwa taktiknya jitu, atau siasatnya jitu, dibuktikan dalam pertandingan dan nanti hasil akhirnya seperti apa?
Kalau menang, berarti siasatnya, yaitu taktiknya jitu; sebaliknya kalau kalah. Jika terjadi imbang (draw), bagaimana? Embuh ra weruh, godhong suruh dinggo wisuh.
Bumi
Contoh main sepakbola kita geser ke main politik. Dalam main politik pun, tujuannya sama atau mirip-mirip dengan main sepakbola, yakni ingin (harus???) memeroleh kemenangan. Apa pun taktikmu, yang penting menang. Salah satu dari taktik main politik agar menang, ialah malik bumi.