
Seperti kita tahu, bumi itu bulat. Namun dalam budaya Jawa, mungkin juga budaya lainnya, bumi atau jagad ini dimaknai dengan cara menyebutnya jagad gedhe itulah planet bumi seisinya. Dan ada yang disebut dengan jagad cilik, itulah tanah yang kita pijak ini.
Terkait bumi dalam arti jagad cilik, tanah dan air kehidupan sehari-hari ini; ada sejumlah ungkapan, misalnya wong bumi, bedhah bumi, dan bumen. Ungkapan wong bumi maknanya menegaskan orang itu penduduk asli setempat, memang lahir di situ: pribumi.
Baca juga Pengung
Adapun bedhah bumi maknanya ialah uang untuk membayar para penggali kubur. Sedang bumen bermakna sawah milik Bersama, semacam tanah bengkok milik desa, lalu digarap ramai-ramai oleh seluruh wsarga untuk kepentingan warga hasilnya.
Malik bumi
Main politik menempuh taktik malik bumi, piye kuwi? Gampang wae. Ungkapan malik bumi menegaskan sikap orang atau kelompok partai misalnya, yang tiba-tiba mbalik ngeloni mungsuh, berbalik sikap, dulunya membenci atau melawan musuh, tetapi sekarang justru mendukung musuhnya itu.
Adakah orang-orang atau partai yang seperti itu? Adalah, atau sebut saja banyaklah. Tenane? Lihat saja apa yang terjadi di atas bumi yang kita pijak ini.
Tentang tembung ngeloni, harap hati-hati dan tepat membacanya; yakni bacalah seperti Anda mengatakan belani kanca, membela teman; atau ngrewangi wong lagi susah, yakni membantu orang yang sedang kesusahan.
Nahhhhhhh ngeloni harus Anda baca seperti itu untuk memeroleh makna membela atau ikut, mbalik ngeloni mungsuh, (sekarang) berbalik membela atau berdiri di belakang musuh. Apabila Anda salah ucap seraya mengatakan ngeloni seperti Anda mengatakan/ mengucapkan ngendika atau pun sendika; wahhhhhhh blaikkkk tuh.
Mengapa? Seraya mengucapkan ngeloni seperti mengatakan sendika dhawuh; itu berarti Anda meniduri musuh, ngajak kelon mungsuh.
Opssss, tetapi bisa juga ya ngeloni mungsuh sebagai taktik? Okelah kalau begitu, ngeloni akan Anda ucapkan seperti mengucapkan ngrewangi; atau seperti mengucapkan sendika (dhawuh) ternyata padha wae, jas buka iket blangkon, sama juga sami mawon.
Fakta yang jelas nampak. Ialah ada saja pihak-pihak yang kini bersikap baik-baik terhadap yang dulunya lawan. Bahwa caranya ngeloni (ngrewangi) atau pun ngeloni (diajak kelon), terserah sajalah. Bumi yang kita pijak ini, isinya ternyata antara lain yahhhhh………. yang seperti-seperti itulah……….. : Malik bumi
JC Tukiman Taruna, Pengajar Pengembangan Masyarakat di Pascasarjana UNS Surakarta dan SCU Semarang