Oleh : Dr Djoko T Purnomo

Pendahuluan

Kabupaten Jepara memiliki potensi besar dalam pengembangan industri dan perdagangan maritim. Posisi geografisnya yang strategis di pesisir utara Pulau Jawa menjadikannya kandidat ideal untuk pembangunan Pelabuhan Laut Industri Internasional yang dapat mendukung ekspor-impor serta mendongkrak sektor industri lokal.

Untuk mewujudkan proyek ini tanpa membebani APBN/APBD, pendanaan berbasis Danatara (kombinasi dana swasta, kerja sama pemerintah-swasta, dan investasi internasional) menjadi solusi yang patut dikaji lebih dalam.

Analisis ini akan membahas peluang, regulasi, potensi ekonomi, skema pendanaan, serta hambatan dan solusi yang dapat diterapkan.

Dukungan Regulasi

Pembangunan pelabuhan harus sesuai dengan regulasi nasional dan daerah. Beberapa dasar hukum yang mendukung proyek ini antara lain:

* UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

* Memungkinkan partisipasi swasta dalam pembangunan dan pengelolaan pelabuhan.

* Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

* Menyediakan kerangka kerja untuk pendanaan non-APBN, termasuk Danatara melalui Public-Private Partnership (PPP).

* UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

* Memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola aset strategis, termasuk infrastruktur pelabuhan.

* UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

* Menegaskan bahwa pembangunan di wilayah pesisir harus memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.

* Perda Kabupaten Jepara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

* Menentukan lokasi potensial yang dapat digunakan untuk pengembangan pelabuhan industri.

Permasalahan yang Dihadapi

Beberapa tantangan utama yang perlu diatasi dalam proyek ini antara lain:

Tata Ruang dan Perizinan

* Perlu kepastian lahan dan status hukum lokasi yang akan digunakan.

Pendanaan dan Investasi

* Harus menarik investor dalam negeri maupun asing untuk berpartisipasi.

Konektivitas dan Infrastruktur Pendukung

* Jalan akses, fasilitas logistik, dan transportasi harus mendukung operasional pelabuhan.

Dampak Lingkungan dan Sosial

* Harus memenuhi kajian Amdal agar tidak merugikan ekosistem pesisir dan nelayan setempat.

Skema Pendanaan Berbasis Danatara

Pendanaan berbasis Danatara dapat dilakukan melalui beberapa mekanisme:

Public-Private Partnership (PPP)

* Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun dan mengoperasikan pelabuhan dengan skema Build-Operate-Transfer (BOT).

Investasi Swasta dan Asing

* Menarik investor dari sektor industri maritim, manufaktur, dan logistik.

Penerbitan Obligasi Infrastruktur

* Pemerintah daerah atau badan usaha dapat menerbitkan obligasi sebagai sumber dana proyek.

Dana Hibah dan Pinjaman Luar Negeri

* Memanfaatkan hibah dari lembaga internasional seperti World Bank, ADB, atau AIIB.

Potensi Ekonomi

Dengan potensi ekonomi ini, pelabuhan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jepara dalam jangka panjang.

Pembangunan Pelabuhan Laut Industri Internasional di Jepara akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, di antaranya:

* Peningkatan Ekspor-Import

* Jepara sebagai pusat industri furnitur dan kerajinan memiliki pasar ekspor besar ke Eropa, Amerika, dan Asia.

* Pusat Logistik dan Distribusi

* Pelabuhan ini dapat menjadi penghubung logistik bagi Jawa Tengah dan sekitarnya.

* Pertumbuhan Industri Maritim dan Perikanan

* Meningkatkan nilai tambah sektor perikanan dan industri berbasis laut.

* Penyediaan Lapangan Kerja

* Membuka ribuan lapangan kerja baru di bidang pelabuhan, transportasi, dan industri terkait.

Hambatan dan Solusi

Dengan mengatasi hambatan ini, proyek pelabuhan akan lebih mudah direalisasikan.

* Perizinan dan Tata Ruang

Selain mengajukan revisi RTRW jika diperlukan, penting juga untuk memastikan bahwa perubahan tata ruang selaras dengan kebijakan pembangunan daerah dan nasional. Kerja sama dengan Pemprov Jateng dapat mencakup konsultasi teknis, penyusunan dokumen AMDAL, serta koordinasi dengan instansi terkait untuk mempercepat proses perizinan dan penyesuaian tata ruang.

* Dampak Lingkungan

Kajian Matriks Dampak Lingkungan (MDAL) yang komprehensif mencakup evaluasi terhadap ekosistem pesisir, kualitas air laut, dan emisi karbon dari aktivitas pelabuhan. Konsep Pelabuhan Hijau (Green Port) dapat diterapkan melalui penggunaan energi terbarukan, sistem manajemen limbah yang efisien, serta pengurangan emisi melalui penerapan teknologi ramah lingkungan seperti Cold Ironing (sistem kelistrikan kapal saat sandar tanpa bahan bakar fosil).

* Kurangnya Minat Investor

Selain menawarkan insentif fiskal seperti tax holiday, skema Public-Private Partnership (PPP) dapat diterapkan untuk menarik investasi dengan berbagi risiko dan keuntungan. Selain itu, penyederhanaan prosedur perizinan dengan sistem digitalisasi dan One-Stop Service (OSS) dapat meningkatkan daya tarik bagi investor dalam negeri maupun asing.

* Infrastruktur Pendukung Belum Memadai

Peningkatan konektivitas tidak hanya mencakup jalan dan kawasan industri, tetapi juga pengembangan jaringan kereta barang, peningkatan kapasitas dermaga dan fasilitas bongkar muat, serta optimalisasi jalur logistik terpadu untuk mempercepat distribusi barang. Sinergi dengan proyek Tol Laut dan pengembangan angkutan multimoda juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi logistik di kawasan pelabuhan.

Strategi  Inovasi

Selain skema pendanaan dan regulasi, ada beberapa strategi inovatif yang bisa diterapkan:

Pengembangan Zona Ekonomi Khusus (KEK) Maritim

* Membuat kawasan industri terpadu di sekitar pelabuhan untuk menarik investor.

Pemanfaatan Teknologi Digital & Smart Port

* Menggunakan sistem digitalisasi dalam manajemen pelabuhan untuk efisiensi operasional.

Kolaborasi dengan Pelabuhan Besar di Indonesia

* Menjalin kerja sama dengan Pelindo dan pelabuhan besar lainnya seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Tanjung Mas

Pemberdayaan UMKM dan Nelayan

* Menyediakan akses bagi UMKM dan nelayan lokal untuk terlibat dalam ekosistem pelabuhan.

Penutup

Pembangunan Pelabuhan Laut Industri Internasional di Jepara melalui Danatara adalah peluang besar yang dapat mengubah perekonomian daerah. Dengan memanfaatkan regulasi yang mendukung, menarik investasi swasta, serta mengatasi hambatan utama, proyek ini berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan logistik di Jawa Tengah.

Untuk merealisasikan proyek ini, perlu kerja sama erat antara pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat, serta penerapan strategi yang matang dalam pendanaan dan pengelolaan proyek. Jika berhasil, Jepara akan menjadi salah satu pusat maritim utama di Indonesia dan mampu bersaing di tingkat internasional.

Penulis adalah Pengamat Kebijakan publik