SEMARANG (SUARABARU.ID) – Untuk mematangkan rencana pendirian pondok pesantren, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang melakukan studi tiru ke Lapas Kelas IIB Cianjur.
Studi tiru ke Lapas Cianjur itu dilakukan karena Lapas Cianjur sudah menerapkan pembinaan bagi warga binaan berbasis pondok pesantren, berbagai sarana prasarana, dan materi pembelajaran yang dilakukan di Lapas Cianjur akan diterapkan di Lapas Semarang.
Kalapas Semarang, Tri Saptono Sambudji menjelaskan, studi tiru dilakukan untuk mengadopsi dan mencontoh Lapas Cianjur yang sudah berpengalaman dalam mengelola serta menjalankan kegiatan pondok pesantren.
“Nantinya ini akan menjadi bekal kami untuk mendirikan pesantren di Lapas Semarang,” ungkap Tri Saptono, Selasa (26/7/2022).
“Kita belajar dari Lapas Cianjur untuk menyiapkan berbagai unsur pendukung pendirian pondok pesantren di Lapas Semarang,” tambahnya.
Disampaikan, Lapas Cianjur telah memiliki ponpes dengan nama Ponpes At-Taubah yang digagas dari tahun 2010 dan resmi berdiri tahun 2012. Sebuah kamar pun disulap menjadi ruang belajar. Bahkan, sejak beberapa tahun lalu, dibangun Masjid Jami At-Taubah sebagai sarana ibadah dan belajar bagi warga binaan.
Saat ini, Lapas Semarang bekerja sama dengan Kementerian Agama Kota Semarang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah dan stakeholder, ingin mencetak pondok pesantren di Lapas Semarang untuk meningkatkan iman dan taqwa warga binaan.
“Kami berharap jika mereka bebas dari sini memiliki bekal agama yang bisa mereka gunakan untuk membangun masyarakat dan keluarganya,” harap Kalapas.
Untuk program pendidikan pesantren di Lapas Semarang sendiri belum secara resmi diluncurkan. Namun, program ini memang sudah lebih dulu dilaksanakan di Lapas sejak tiga bulan lalu dan masih perlu dievaluasi.
Ning Suparningsih