blank
SAMBUTAN - Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki memberikan sambutan pada acara khaul Syekh Abdurrahman Sunan Kajoran di Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal. (Foto: Diskominfo Batang)

BATANG (SUARABARU.ID) – Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal, Batang, menjadi pusat destinasi spiritual yang menenangkan dan menyejukan. Setiap tahun, desa ini menggelar Khaul Syekh Abdurrahman Sunan Kajoran.

Peziarah dan pengunjung khaul yang terus mengalami peningkatan, membuat Desa Gringgingsari mendapatkan perhatian istimewa dari Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki.

Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, pentingnya kegiatan khaul sebagai upaya masyarakat dalam mempertahankan kerarifan lokal dan budaya guna mempererat tali silaturahmi dan menghormati warisan spiritual.

“Khaul ini bukan sekadar tradisi, melainkan wujud penghormatan kita sebagai generasi penerus kepada Syekh Abdurrahman, yang telah memberikan kontribusi besar dalam penyebaran Islam. Pengaruhnya tidak terbatas pada agama saja, tetapi juga merambah ke sosial dan berbagai aspek kehidupan,” katanya, usai menghadiri khaul di Desa Gringgingsari, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Sabtu (20/4/2024).

Desa Gringgingsari merupakan destinasi wisata religi mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Pariwisata, berkomitmen untuk mengembangkan potensi wisata di Batang, termasuk di Wonotunggal. “Kita memiliki wisata religi, budaya, dan belanja yang kini sedang kita kembangkan lebih lanjut,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, infrastruktur menjadi salah satu fokus utama, dengan peningkatan akses ke lokasi wisata dan makam menjadi prioritas dan bagian dari pengembangan pariwisata.

“Perbaikan jalan adalah kunci. Jalan yang baik adalah akses vital menuju destinasi yang ingin kita kunjungi. Oleh karena itu, kami memprioritaskan pembangunan dan perbaikan jalan di Batang,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Gringgingsari Khoirudin menyebut kegiatan dalam tradisi Khaul Syekh Abdurrahman Sunan Kajoran meliputi pembacaan manakib, doa bersama di komplek makam, dan pengajian akbar. “Perayaan Khaul berlangsung selama tiga hari dan didatangi sekitar 10 ribu pengunjung. Mungkin khaul mulai tercatat, sekitar 40-an tahun lalu,” ujar dia.

Ia juga mengatakan Khaul Sunan Kajoran jauh lebih ramai sekarang. Sebab, dulu akses menuju makam Sunan Kajoran masih kurang.

Nur Muktiadi