blank
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, melakukan tinjauan di Agen Gas PT Nawolo Bersaudara di Jalan Majapahit No 561 Semarang, Kamis (18/4/2024). Foto: Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu merespon cepat keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas bersubsidi elpiji (LPG) 3 kg dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke agen gas.

Mbak Ita, sapaan akrabnya juga melakukan komunikasi langsung dengan Pertamina mencari solusi terkait kelangkaan gas bersubsidi tersebut.

“Kemarin saya mendapatkan beberapa keluhan kelangkaan gas dari masyarakat Kota Semarang, kalaupun ada harganya naik hampir 100 persen,” ujar Mbak Ita usai melakukan tinjauan di Agen Gas PT Nawolo Bersaudara di Jalan Majapahit No 561 Semarang, Kamis (18/4/2024).

Menurutnya, kenaikan harga hampir 100 persen tersebut, lantaran rantai distribusi yang cukup panjang.

“Seperti di sini, dari PT Nawolo Bersaudara menyampaikan kalau dari agen harga gas LPG 3 kg harganya Rp 14.250, sampai di pangkalan harganya Rp 15.500, tetapi sampai di konsumen atau masyarakat sudah sampai Rp 25.000-30.000. Padahal banyak yang memakai LPG 3kg ini kan para UMKM, masyarakat menengah ke bawah yang sangat membutuhkan,” jelasnya.

Tak hanya itu, lanjut Mbak Ita, suplai dari Pertamina, waktunya telah ditentukan untuk distribusi. Kemudian distribusi dari agen ke pangkalan juga sama. Padahal di sela waktu yang ditentukan ini ada kekurangan-kekurangan.

“Dari agen juga menyampaikan bahwa sejak ada banjir memang ada kelangkaan LPG 3 kg,” bebernya.

Sebelum melakukan sidak, kata dia, pihaknya telah melakukan komunikasi singkat dengan jajaran Pertamina.

“Kami semalam juga sudah berkomunikasi singkat dengan manajemen Pertamina. Dari Pertamina menyampaikan kalau sudah ada penambahan LPG 3kg di Kota Semarang,” imbuhnya.

Untuk memastikan, Mbak Ita bahkan turun lapangan mengecek ke agen-agen gas. Namun kenyataannya, masih banyak agen yang kekurangan stok dan membutuhkan LPG 3 kg.

“Kalau yang LPG 12 kg ini banyak sekali dan masyarakat mudah mendapatkan. Namun yang 3 kg atau gas melon masih banyak yang kosong,” paparnya.

Tak hanya di Kota Semarang, kelangkaan gas bersubsidi LPG 3 kg bahkan terjadi di kota kabupaten lain.

“Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah-red). Karena banyak teman-teman bupati/wali kota lain juga banyak datang ke agen-agen akibat kelangkaan di daerah tidak hanya di Semarang,” sebutnya.

Mbak Ita mengaku akan berkomunikasi intensif dengan PT Pertamina mencari solusi agar kelangkaan LPG bisa terselesaikan dengan baik. Sehingga masyarakat tidak lagi mengeluhkan kelangkaan gas maupun kenaikan harga.

Sementara, Hasan penanggung jawab Agen Gas PT Nawolo Bersaudara Majapahit Semarang mengaku jika adanya kelangkaan ini karena dari Pertamina sudah memberi alokasi agen sesuai ketentuannya.

“Kalau kami menyalurkan ke pangkalan pun sudah sesuai yang diberikan Pertamina. Tidak ada dikurangi maupun ditambahkan,” ujar Hasan.

Menurut dia, pangkalan telah menyalurkan gas 3 kg ini ke konsumen termasuk usaha mikro dan pengecer.

“Memang pengecer sudah dibatasi alokasinya 20 persen dalam satu kali kiriman. Jadi ya karena memang kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro sedang tinggi, sehingga penggunaannya makin meningkat. Apalagi setelah kejadian kebanjiran kemarin,” kata Hasan.

Hasan mengaku kebutuhan masyarakat saat Lebaran yang meningkat membuat gas LPG langka di pasaran.

“Jadi sebetulnya jumlah alokasi secara suplai dan demand ini sesuai kebutuhan. Peningkatan juga bisa karena mungkin kemarin UMKM UMKM yang pulang kampung sekarang sudah mulai berjualan. Itu mungkin menambah kebutuhan,” katanya.

Hery priyono