WAJAH Untung Supriyadi terlihat berseri dan bahagia, setelah tahu rumahnya kini terlihat lebih bagus. Dindingnya tampak kokoh dengan susunan batako terpasang di sekeliling rumah. Jenis kayu yang dipakai sebagai kusen pintu dan jendela, menggunakan jenis kayu berkualitas, yaitu kayu jati lokal.
”Saya berterimakasih sekali kepada Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah). Jadi bagus, enggak seperti dulu. Untuk semua atapnya yang runtuh, sudah dibantu Pak Ganjar. Rumah saya jadi kuat dan kokoh,” kata Untung, warga Desa Purworejo, Kabupaten Wonogiri, baru-baru ini.
Untung adalah warga kurang mampu penerima bantuan renovasi Rumah Tak Layak Huni (RTLH) dari Pemprov Jateng, yang terus digencarkan Ganjar untuk mengentaskan warga dari jurang kemiskinan.
Ganjar sendiri telah meningkatkan target RTLH dari tahun lalu sebesar 11.417, menjadi 15 ribu unit di tahun 2023 ini. Selain untuk membantu renovasi rumah masyarakat kurang mampu, lewat program RTLH, Pemprov Jateng juga berupaya membangkitkan ekonomi melalui dana padat karya.
Itulah sebabnya, pada tahun ini Gubernur Jateng menambah nilai bantuan RTLH menjadi total Rp 20 juta per unit. Rinciannya, Rp 18 juta untuk material dan Rp 2 juta untuk padat karya.
Kisah Untung adalah potret warga yang merasakan bagaimana Pemprov Jateng hadir untuk mereka. Warga Jateng memang semakin bahagia di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo. Survei Indeks Kebahagiaan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Januari 2022, menggambarkan hal itu.
BACA JUGA: Tim Sparta Polresta Surakarta Tangkap Penjual Miras dan Sita 26 Botol Minuman Keras Berbagai Merek
Dalam survei itu disebutkan, indeks kebahagiaan masyarakat Jateng pada 2021 mencapai 71,73 poin. Indeks pada 2021 diukur dari tiga demensi, yaitu kepuasan (life satisfaction), perasaan (affect) dan makna hidup (eudaimonia).
Pengukuran tingkat kebahagiaan di Indonesia sudah dilakukan sejak 2014, melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK), yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.
Indeks angka kebahagiaan pada 2014 atau saat setahun Ganjar memimpin, masih 67,81 poin. Tetapi tiga tahun kemudian (2017) melejit mencapai angka 70,92 poin dan pada 2021 meraih 71,73 poin. Itu artinya, Ganjar mampu meningkatkan indeks kebahagiaan.
BACA JUGA: UPT Kearsipan UNS Laksanakan Pendampingan dan Pembinaan Kearsipan
BPS Jateng juga mencatat, ekonomi Jateng tumbuh positif pada triwulan I 2023, sebesar 5,04 persen secara Year on Year (YoY). Kondisi itu, melampaui pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh 5,03 persen YoY, bersama empat provinsi besar di Pulau Jawa lainnya.
”Pada triwulan I 2023, perekonomian Jateng secara year on year tumbuh sebesar 5,04 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan rilis secara Nasional yang angkanya 5,03 persen. Meskipun tidak lebih tinggi bila dibandingkan dengan YoY tahun sebelumnya, namun angka pertumbuhan lima persen ini patut diapresiasi, di tengah ketidakpastian global,” ujar Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan, pekan lalu.
Menurutnya, sejumlah peristiwa berpengaruh pada kondisi ini. Di antaranya, panen raya padi yang mencapai puncak pada Maret 2023. Jateng sebagai salah satu lumbung padi, mengalami peningkatan produksi beras sebesar 216,60 persen secara q to q (dibanding triwulan sebelumnya), dan meningkat 5,24 persen dibanding tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Politik Uang, Budaya Curang yang Terus Dilestarikan
BPS juga mencatat, perekonomian Jateng yang semakin membaik, berperngaruh terhadap penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2023, TPT turun jadi 5,24 persen, atau sebanyak 395 ribu orang terserap di dunia kerja. Sedangkan pengangguran berkurang 59 ribu orang.
Data dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng menyebut, survei itu selaras dengan kondisi riil di lapangan.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah pencari kerja dan mereka yang diterima bekerja semakin meningkat. Pada 2020 saat pandemi covid-19 melanda, jumlah pencari kerja mencapai 220.763 orang, dan hanya 81.835 atau 37,07 persen yang diterima kerja.
BACA JUGA: KAI Commuter Berlakukan GAPEKA 2023 Waktu Tempuh Semakin Singkat
Pada 2021, jumlah mereka yang diterima kerja meningkat jadi 50,63 persen atau 136.611 orang dari 269.810 pencari kerja. Sedangkan pada 2022, dari 322.041 pencari kerja, 70,52 persen atau 227.088 orang mendapatkan pekerjaan.
Ada beberapa kondisi yang memengaruhi, di antaranya infrastruktur, daya saing upah dan ketersediaan tenaga kerja, serta mudahnya perizinan berusaha.
Pemprov Jateng pun intens menggencarkan program penjaringan tenaga kerja untuk menekan angka pengangguran dan mengurangi kemiskinan. Salah satunya melalui aplikasi web E-Makaryo.
BACA JUGA: Bagian Organisasi Setda Wonosobo Lakukan Penyesuaian Nomenklatur Jabatan
Ganjar melalui aplikasi ini, memfasilitasi para pencari kerja dan menghubungkannya dengan perusahaan atau pihak penyedia kerja. Dia memastikan, aplikasi E-Makaryo didesain sesederhana mungkin, sehingga diharapkan mampu diakses seluruh kalangan.
Tak hanya mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan penyedia kerja, Ganjar menjelaskan, E-Makaryo juga menjadi wadah bagi pencari kerja yang ingin daftar untuk mengikuti pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK), yang tersebar di seluruh Jateng.
Pencapaian Ganjar menjadi paripurna, setelah Jateng dinobatkan sebagai Provinsi Terbaik dalam Penghargaan Pembangunan Daerah 2023, yang digelar Bappenas.
Jateng menjadi provinsi terbaik, karena capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya lebih baik. Capaian itu disebut diperoleh melalui kebijakan prioritas daerah, pada penyelenggaraan pendidikan secara luas, pembangunan kesehatan, serta kualitas pembangunan perempuan dan anak.
Tim SB