WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Dendang irama tembang ngabuburit, Kamis sore (27/3/25), dipentaskan di depan Pasar Kota (Paskot) Wonogiri. Live Music yang diprakarsai Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo ini, disajikan dalam kemasan event wisata budaya untuk ngabuburit dan menghibur kedatangan para pemudik Lebaran.
Ngabuburit, merupakan kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Istilah ini, lebih familiar untuk anak-anak dan remaja, yang memiliki banyak waktu kosong saat menjalankan ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadan. Waktu kosong inilah, yang kemudian disebut dengan ngabuburit.
Istilah ngabuburit, berasal dari Bahasa Sunda. Yaitu ngalantung ngadagoan burit. Artinya, bersantai menunggu waktu sore. Kata burit sendiri berarti senja atau sore hari. Istilah ngabuburit kemudian menjadi identik dengan Bulan Ramadan, karena umat Islam menunggu waktu berbuka puasa di sore hari.
Kata ngabuburit telah diserap menjadi Bahasa Indonesia dan dicatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), serta dikenal meluas di berbagai pelosok Tanah Air. Yang keberadaannya, tidak terikat dengan budaya dan adat istiadat apa pun. Dilakukan oleh segala usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai kakek-nenek.
Kasi Humas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo, menyatakan, panggung live music ngabuburit di depan Paskot Wonogiri, dijejerkan berdampingan dengan Pos Terpadu Pengamanan Lebaran Idul Fitri 144 H (2025 M). Keberadaannya, diprakarsai langsung oleh Kapolres AKBP Jarot Sungkowo bersama Wakapolres Kompol Parwanto dan Kasat Lantas AKP Subroto, berserta para Pejabat Utama (PJU) Polres Wonogiri.
Keberadaannya, mampu melahirkan suasana riang yang terjauhkan dari sikap tegang. Masyarakat yang melintas di ruas jalan Protokol Kota Wonogiri, ikut terhibur oleh sajian dendang irama tembang tersebut. Para personel TNI-Polri yang jaga di Pos Lebaran, ikut berjoget ria sesuai irama tembang yang didendangkan. Menjadi hiburan segar di waktu senja. Asyiiiiik, tarik, ayo joget terus Sis…….
Ukulele
Kapolres AKBP Jarot Sungkowo, ikut tampil jadi anak panggung dengan membawakan alat musik instrumen Ukulele. Yakni alat musik petik sejenis gitar berukuran kecil, kurang lebih sekitar 20 inci, dan merupakan alat musik asli Hawaii yang ditemukan sekitar Tahun 1879. Dalam genre musik keroncong Indonesia, ukulele menjadi alat utama yang telah digunakan sejak Tahun 1880. Instrumen ukulele, menyumbang nada irama dengan suara crong, crong, crong.
Panggung musik ngabuburit ini, bisa dinikmati pula oleh siapa pun, masyarakat yang menunggu waktu datangnya Maghrib, dan para pemudik yang singgah ke Paskot Wonogiri untuk bebelanja oleh-oleh.
”Ini untuk memberikan hiburan bagi para pemudik dan masyarakat yang ngabuburit. Juga mengibur para personel yang tengah bertugas di Pos Lebaran,” jelas Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo.
Bersamaan dengan pementasan live music tersebut, Kapolres mengimbau kepada para pemudik dan masyarakat, untuk tetap berhati-hati dalam berkendaraan dan senantiasa berdisiplin mentaati semua peraturan lalu lintas. Selain itu, pemudik juga diminta untuk selalu mengecek kondisi kendaraannya, agar tidak mengalami kendala dalam perjalanan.
Kepada pemudik yang akan meneruskan perjalanannya pulang kampung, dipesankan agar tidak boleh ngantuk. Kalau ngantuk, lebih baik istirahat sejenak terlebih dahulu. Demi keselamatan, bila ngantuk jangan dipaksakan harus secepatnya tiba di kampung halaman. Tunda waktu sejenak untuk istirahat, dan setelah fresh dapat meneruskan perjalanan.(Bambang Pur)