blank
Wawali Kota Bontang, Najirah (kedua dari kanan), bertukar pikiran dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, guna pengembangan Smart City. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Penerapan Smart City di berberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah, menarik perhatian Pemerintah Kota Bontang. Mereka datang jauh-jauh dari Kalimantan Timur, hanya untuk belajar bagaimana penerapan Smart City itu.

Rombongan dipimpin Wakil Wali Kota Bontang, Najirahm guna bertemu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Hadir juga dalam rombongan itu, sejumlah kepala dinas terkait di Kota Bontang. Di Jateng, mereka belajar tentang penerapan Smart City di Kota Lumpia ini.

Dalam pertemuannya dengan Ganjar, Najirah dan rombongan berbagi pandangan serta ide terkait penerapan Smart City.

BACA JUGA: Dubes Bangladesh Tertarik Jalin Kerja Sama dengan Pemprov Jateng

”Jadi kami ini ingin belajar tentang Smart City di Jateng. Kami datang ke Kota Semarang, karena kota ini sudah menerapkan Smart City,” ucapnya.

Najirah menambahkan, salah satu visi misinya saat pilkada adalah, menjadikan Kota Bontang sebagai Smart City. Pihaknya optimistis, hal itu akan terwujud dengan cara belajar langsung dari daerah yang sudah menerapkan.

”Makanya kami studi banding Smart City ini ke Jateng, khususnya di Kota Semarang. Hasil dari sini akan kami terapkan di Kota Bontang,” jelasnya.

BACA JUGA: Sebanyak 288 Notaris Ikuti Pelantikan, Yuspahruddin: Ini Pelantikan Terbesar

Sementara itu, Ganjar Pranowo menyampaikan, menjadikan Smart City itu bukan hal yang sulit. Namun yang sulit, lanjut dia, persiapan sumber daya guna mendukung sistem itu.

”Kalau sistemnya sudah jadi, itu mudah. Yang sulit adalah, membiasakan SDM-nya karena itu pasti ada perubahan besar,” ungkapnya.

Untuk itu Ganjar berpesan pada Najirah, untuk menyiapkan SDM di lingkungan Pemkot Bontang. Hal yang sederhana adalah, mereka diajari untuk selalu melayani masyarakat dengan mudah.

BACA JUGA: Ingin Wujudkan Germas Seru, Desa Jambu Mengikuti Lomba Germas

”Coba dimulai dulu untuk persiapan SDM. Yang paling mudah adalah menangkap laporan masyarakat. Kalau ASN di Pemkot Bontang sudah terbiasa dengan aduan dan laporan masyarakat, mereka sudah mau merespon. Itu modal dasar. Kalau sistem Smart City sudah dibuat, pasti bisa,” terangnya.

Di Jateng sendiri, imbuh Ganjar, upaya untuk melakukan itu tidak mudah. Namun pelan dan pasti, perubahan-perubahan terus terjadi. Dan saat ini sudah semakin baik.

”Untuk pemerintahan yang baik, kami punya sistem GRMS. Itu mulai e-planning, e-budgeting, e-delivery bisa dikelola secara digital. Kami juga punya banyak kanal untuk pengaduan masyarakat. Misalnya Laporgub dan kanal aduan lain,” papar Ganjar.

BACA JUGA: Perwira Muda Polres Kebumen Lolos Studi di University of Leeds

Dia juga menyarankan, agar Pemkot Bontang mendorong semua pemangku kepentingan, untuk menggunakan media sosial. Sebab, medsos itu bisa menjadi alat yang mudah untuk memberikan pelayanan pada masyarakat, dan merespon persoalan mereka.

”Medsos itu bagus, kita bisa cepat kerjanya. Bayangkan, kalau saya dengan penduduk 35 juta. Kalau menemui mereka satu persatu pasti sulit. Tapi dengan medsos, jangkauannya bisa lebih luas,” pungkasnya.

Riyan