blank

INI kisah zaman dulu, saat Djo Koplak masih tinggal di desa. Seperti kita ketahui, untuk menjaga keamanan kampung, dibentuklah Sistem Keamanan Lingkungan atau Siskamling. Warga harus jaga di Pos Kamling pada malam hari, yang kalau zaman baheula disebut ronda.

Malam itu Djo Koplak bertugas jaga bersama regunya Pongkring, Gambul, Clangkrung, Gambleh. Djo sudah hafal betul, satu di antara anggota regu itu kalau jaga kamling cuma tidur yaitu si Gambleh. Maka, bersama anggota regu lainnya Djo merencanakan sesuatu untuk “ngerjain” Gambleh.

Teman-teman sepakat, malam itu akan ngerjain Gambleh biar kapok, kalau jaga biar tidak hanya pindah tidur, ngorok pula. Djo sudah menyiapkan peralatan untuk itu. Seutas tali yang sengaja dibuatnya dari gedebog pisang kering yang diplintir jadi tali berukuran kecil.

Pukul 11 malam mereka berlima sudah ngumpul di Pos Kamling. Ada kopi panas yang dibawa Djo, kemudian juga cemilan yang dibawa Gambul. Dan, sudah pasti, ada kartu remi untuk cegah kantuk, istilah mereka cagak lek.

Mereka pun mengawali dengan main kartu, sebelum keliling kampung untuk melihat situasi. Dan, seperti biasa, Gambleh sudah ulai theklak-thekluk, lalu tidur. Ini saatnya beraksi, setelah beberapa putaran main kartu, dan dipastikan Gambleh lelap, dimulailah aksi itu.

Pongkring membuka celana Gambleh, lalu Djo mengikat “burung”-nya dengan tali yang sudah disiapkan. Setelah diikat, meski tak terlalu erat, celana ditutup kembali. Tetapi ujung tali diikatkan pada kerikil kecil, yang kemudian dimasukkan ke saku celana Gambleh.

Setelah itu, mereka berempat keliling kampung untuk melihat situasi, dan itu menjadi bagian SOP jaga kamling. Sekitar setengah jam mereka keliling, tiba-tiba mendengar suara teriakan dari arah pos kamling. “Wathaaooooooooo………..”

Mereka berlari, dan menemukan Gambleh kesakitan. Keempat orang itu sudah berusaha menahan tawa, dan menanyakan apa yang terjadi. “Kelakuan siapa ini?” tanya Gambleh marah sambil menahan sakit.

“Lho bagaimana ceritanya,” tanya Djo Koplak.

Djo tentu sudah tahu ceritanya, tetapi pura-pura tanya. Tali yang terikat pada burung itu kan ujungnya ada kerikil kecil. Nah, Gambleh yang tertidur lelap, saat setengah tersadar ada sesuatu di kantung celananya yang mengganjal, sambil tetap merem tangannya mengambil krikil di saku itu, lalu melemparnya.

Sudah barang tentu, ketika kerikil dilempar, ujung tali yang satunya menarik piranti milik si Gambleh, dan dia kesakitan. Memang Gambleh sempat marah, tetapi sejak saat itu kalau jaga dia nggak lagi tidur….. Wathaaaooooooooo…..!

Widiyartono R.