SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, upaya meningkatkan kapasitas diri melalui pola pembelajaran yang tepat, menjadi salah satu elemen penting, untuk menjawab tantangan di tengah semakin cepatnya perkembangan teknologi dan arus informasi.
”Mengapa transformasi digital harus menjadi perhatian? Karena teknologinya berkembang cepat luar biasa, dan peningkatan pemahaman masyarakat tidak mampu mengejar kecepatan transformasi itu,” kata Lestari secara daring, pada acara Temu Tokoh, yang dihadiri para mahasiswa di Kudus, Jumat (15/12/2023).
Diakui dia, di satu sisi, transformasi digital memudahkan kaum muda menggunakan setiap platform digital, untuk berbagi ide dan kreativitas.
BACA JUGA: Tanpa Dana Mustahil Prestasi Olahraga Meningkat
Namun, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, di sisi lain tak sedikit pihak yang menyalahgunakan kemajuan teknologi, untuk tujuan tertentu yang berlawanan dengan budaya maupun hukum yang berlaku.
Transformasi teknologi informasi yang cepat, ungkap Rerie, kerap kali tidak disadari penggunanya, sehingga teknologi itu dimanfaatkan untuk menyebarkan konten-konten yang berdampak negatif.
Karena itu, menurut Rerie, penting bagi generasi muda untuk meningkatkan pemahaman terhadap dirinya, serta nilai-nilai budaya, agama, moral, sejarah dan kebangsaan yang telah dimiliki bangsa ini.
BACA JUGA: Jumat Keramat, Kejaksaan Resmi Tahan Mantan Ketua KONI Kudus
Ditegaskan dia, teknologi itu menjadi alat untuk mempermudah kehidupan manusia. Namun seringkali tanpa sadar, dengan memanfaatkan teknologi pula manusia mengikis nilai-nilai luhur yang telah dianutnya.
Pada kondisi itu, tegas Rerie, dibutuhkan kemampuan anak bangsa untuk memiliki pemahaman terhadap nilai-nilai yang berlaku, sehingga mampu menyaring setiap informasi, dan dampak perkembangan teknologi saat ini.
Agar mampu menjawab tantangan itu, Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah ini berpendapat, generasi muda harus mampu mendefinisikan kembali model pembelajaran yang tepat.
BACA JUGA: Menjemput Energi Bijak di Kebun Buah Tambulampot Widuri Bancak
Diterangkan Rerie, terdapat sejumlah model pembelajaran yang bisa dipilih. Antara lain, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek/program, pembelajaran berbasis komunitas, pembelajaran berbasis teknologi dan
pembelajaran berbasis tantangan.
Melalui pemilihan berbagai model belajar yang ada, tambah anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, generasi penerus diharapkan mampu memahami tantangan yang dihadapi, tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki.
Riyan
