blank
Dua orang pegawai di Kebun Widuri, Desa Wonokerto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, mengecek panel surya, sebagai pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Foto: Diaz Azminatul Abidin/Suarabaru.id

Dua orang di Desa Wonokerto, Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tergerak hatinya untuk membuat kawasan ekonomi desa mandiri. Mereka ingin menuntaskan konsep kawasan untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat dalam mengelola kawasan perbukitan kering. Jadilah kebun tanam buah dalam pot (Tambulampot), peternakan jangkrik, cacing, pengelolaan sampah. Teknologi juga dipadukan dengan menghadirkan energi baru terbarukan (EBT)..”

SYARIF Hidayat (33), sembari duduk masih menyeruput secangkir kopi di sebuah bangunan laiknya gudang. Pegawai di Kebun Widuri itu masih dengan celana pendek, kaus. Bersama seorang rekannya dia hendak memulai aktivitas menyiram tanaman-tanaman buah di Kebun Widuri, Dusun Wonokerto, Desa Wonokerto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Oktober 2023.

Di bulan itu, panas matahari sedang gigih-gigihnya menyengat di desa-desa kawasan perbukitan Bancak. Kemarau masih belum terlihat ujungnya kapan akan usai. Areal persawahan kering, karena sungai-sungai mengalir di bawah bukit. Pertanian masih mengandalkan tadah hujan.

Syarif Hidayat bercerita, di Kebun Widuri Bancak yang terpusat berada di areal lahan seluas 3,5 hektar. Saban hari dia dan seorang rekannya harus menyirami ribuan tanaman buah itu minimal satu kali agar tak kering. Padahal air juga cukup sulit aksesnya di daerah ini.

“Satu hari setidaknya sekali siram, ada kalau total 10.000 tanaman yang harus disiram. Kita bagi tugas beberapa orang,” kata Syarif Hidayat saat ditemui di lokasi kebun, Selasa 10 Oktober 2023.

Di atas lahan ini ditanami macam-macam jenis buah-buahan varietas persilangan yang terbaik saat ini. Kebun Widuri mengundang para ahli di bidang tanaman ini untuk mengembangkan konsep pertanian baru di wilayah Bancak agar bisa jadi inspirasi masyarakat.

Ada tanaman mangga, alpukat, kelengkeng, yang punya sub-sub varietas-varietas unggulan. Penanaman buah itu dilakukan di dalam pot atau tanam buah dalam pot (Tambulampot). Model penanaman ini cukup beken bagi mereka orang perkotaan, khususnya yang minim lahan namun ingin menanam buah.

“Kalau alpukat ada banyak jenis yang dikembangkan. Cuma yang fokus bibit diana dan jenis sama chengko. Chenko ini cukup digemari dengan tekstur warna kulit coklat dan isinya yang kuning mentega, dan ini cukup bernilai jual,” kata pria asal Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah itu.

Selain itu beberapa buah kelengkeng yang dikembangkan fokus pada empat jenis, seperti puangphet, king long, verny, dan moya. Untuk buah mangga ada jenis red ivory dan lain-lain. “Satu tambulampot ini bisa dijual harga mulai Rp 2 Juta dan lebih dikirim ke luar daerah seperti di Jakarta. Kita juga menjual buahnya untuk mereka para pecinta buah,” lanjut dia.