blank
Dua orang pegawai di Kebun Widuri, Desa Wonokerto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, mengecek panel surya, sebagai pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Foto: Diaz Azminatul Abidin/Suarabaru.id

“Ketika musim kering, kami menyedot air dari sungai di bawah bukit kemudian ditampung di dalam embung. Air itulah yang kemudian digunakan untuk menyiram ribuan tanaman tambulampot di Kebun Widuri,” ujar Maskup Asyadi, sosok penggerak desa tersebut.

Dengan tantangan itu, banyak mengundang ketertarikan dari kalangan kampus. Teknologi baru pertanian tersebut dikembangkan mahasiswa untuk mendukung potret Kebun Widuri untuk pemberdayaan masyarakat desa tersebut.

Salah satu teknologi yang baru terpasang beberapa waktu lalu yakni panel surya. Panel surya ini menjemput energy panas matahari untuk menghasilkan listrik. Listrik kemudian untuk penggerak mesin pompa menyedot air dari embung.

Air tersebut kemudian dialirkan ke tanaman-tanaman tambulampot menggunakan selang-selang kecil. Metode ini bisa disebut dengan siram tetes sehingga tetap menjaga kelembapan tanah dalam Tambulampot. Seperti diketahui tanaman buah tersebut memang membutuhkan banyak air.

“Baru tahun ini kerja sama dengan universitas Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman (Undaris), dan Politeknik Negeri Semarang (Polines),” kata dia.

Dalam teknologi tersebut, penyiramannya bahkan bisa menggunakan aplikasi dari gawai yang dikontrol dari jarak jauh. Metode ini terus diperbaiki dan dikembangkan untuk memudahkan pekerjaan di Kebun Widuri.

Maskup Asyadi menjelaskan, satu panel surya yang menghasilkan energi bijak non fosil mampu menyiram Tambulampot sebayak 20 unit. Metode itu masih dikembangkan terus, dengan biaya yang tak sedikit yang harus didapatkan lagi. “Saat ini sebagai ujicoba baru satu panel surya. Saya berharap itu bisa berkembang lagi,” katanya.

Bila teknologi tersebut bisa semakin dikembangkan, maka akan ada efisiensi tenaga menyiram di lahan Kebun Widuri yang cukup luas tersebut.

blank
Salah satu pekerja mengecek ternak jangkrik sebagai salah satu mitra usaha pemberdayaan di Widuri, Desa Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Foto: Diaz Azminatul Abidin

Peternakan Cacing dan Jangkrik

Tak cukup di situ, Kebun Widuri juga merambah sektor peternakan dan pengolahan sampah dengan potret pemberdayaan dan kolaborasi. Tim dari manajemen Kebun Widuri mendatangkan para ahli peternakan untuk menjadi mentor.
Peternakan yang sudah berjalan dengan berbagai tantangannya yakni jangkrik dan cacing, ini juga bisa berkembang untuk yang lainnya dengan nilai ekonomis. Salah satu yang cukup berhasil yakni peternakan jangkrik.