blank
Ilustrasi Pilpres. Foto: Dok/Istock

Suka tidak suka, kita jarang melihat baliho, spanduk atau pesan-pesan singkat yang lain baik dalam bentuk elektronik atau lisan dan tulisan yang menawarkan gagasan/ pemikiran ataupun ajakan bagaimana sebaiknya kita bersikap, berperilaku dan berkontrribusi dalam melestarikan lingkungan hidup di bumi ini.

Kita sepakat bahwa planet bumi yang kita tempati ini adalah titipan anak cucu generasi yang akan datang, sehingga kita mempunyai kewajiban untuk menjaga, melestarikan dan tentunya mengusahakan keberlanjutannya agar semua sumber daya alam yang terkandung di bumi pertiwi ini akan dapat dinikmati oleh generasi penerus bangsa ini.

Jika itu adalah komitmen yang telah tertanam di lubuk hati para pemimpin partai politik yang mengusung capres-cawapres maka harapannya masalah lingkungan hidup saat ini dapat diusahakan lebih baik dikemudian hari. Disamping pemanasan global, isu-isu lain yang tidak kalah seksi seperti polusi air dan udara juga menjadi pertanda akan turunnnya kualitas lingkungan yang kita huni.

Maka akan menjadi harapan baru dan semangat dan tekad yang menjanjikan tatkala para capres-cawapres dapat memberikan program dan rencana yang nyata didalam memasuki masa-masa kampanye saat ini dan yang akan datang.

Dengan jumlah para pemilih yang komposisinya mayoritas generasi muda dan milenial, maka akan lebih bermakna bagi para capres-cawapres jika dapat menawarkan janji dan program serta rencana aksi nyata tentang beperpihakan mereka kepada lingkungan hidup.

Kita dapat menyaksikan sekarang ini bahwa aktivis-aktivis pecinta lingkungan hidup lebih banyak dipelopori dan dilakukan generasi muda. Maka kejelian menggaet kaum ini dalam mendulang suara sesuai tuntutan hati nurani mereka menjadi pendekatan yang perlu dikembangkan dan diantisipasi.

Kini saatnya mencari pemimpin negeri ini yang tidak saja pandai pidato yang menjadikan peduli lingkugnan hidup tetapi hati benar-benar mendambakan capres-cawapres yang peduli dan serius berpihak kepada keberlanjutan lingkungan hidup yang nyaman bebas dari polusi.

Tentunya hal tersebut tidak dapat kita capai dengan segera, tetapi apabila tokoh dan pemimpin negeri ini telah berkomitmen memenuhi janjinya sesuai dengan pembukaan UUD’45 antara lain, bagaimana bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka capres-cawapres yang bersangkutan sebenarnya juga telah menuju dan melaksanakan Undang-Undang dan tentunya semua itu untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya.

Kita menyadari bahwa hingga kini para partai pengusung capres-cawapres tidak ada yang berplatform lingkungan hidup, sehingga sampai saat ini kita tidak punya “Green Party” seperti yang terjadi Australia-misalnya.

Namun apabila para capres-cawapres sudah mempunyai keberpihakan terhadap isu lingkungan hidup, maka cepat atau lambat partai hijau kemungkinan terbentuk suatu saat nanti. Partai ini benar-benar diharapkan akan menjadi institusi politik yang berkomitmen untuk menjaga, melestarikan serta menumbuhkembangkan rasa cinta dan menularkan akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup ini, bagi generasi masa kini dan generasi yang akan datang.

Harapannya suatu hari nanti ada tokoh-tokoh politik seperti Dr. Bob Brown yang menjadi senator mewakili partai hijau di Canberra, sehingga warna dan suara yang nyaring berdebat dan berargumentasi dengan bernafaskan keberlanjutan lingkungan hidup akan mewarnai para petinggi partai pengambil kebijakan di negeri ini. Semoga.

Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D, Ketua Dewan Professor UNS