TAK banyak pejabat publik yang turun ke bawah untuk menyambangi sekolah, masuk ke ruang kelas menyapa siswa, dan menyuntikkan motivasi dengan materi edukasi.
Atas nama cinta dan ikhtiar memajukan dunia pendidikan di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo, memberikan sentuhan dengan menciptakan program Gubernur Mengajar.
Lewat gagasan inilah, Ganjar blusukan ke sejumlah sekolah untuk transfer of knowledge dengan para pelajar. Materinya bisa apa saja, namun mencerahkan dan menginspirasi. Topiknya selalu aktual, mulai wawasan kebangsaan, antikorupsi, pencegahan perundungan (bullying), spirit toleransi, hingga kiat membentengi diri dari radikalisme.
BACA JUGA: Kapolda Jateng Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat 202 Personel
Gubernur Mengajar dikemas secara fun dan friendly. Saat mengajar, body language, gestur Ganjar santai, menyenangkan, bahasanya pun komunikatif. Sesekali pria berambut putih itu menyelipkan humor, agar suasana menjadi cair.
Program itu pertama kali bergulir pada September 2013. Diawali di SMAN 1 Kota Magelang. Materi yang dibawakan Ganjar kala itu adalah Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional. Sebanyak 170 siswa begitu bersemangat mengikuti aktivitas itu.
”Kami sangaja datang ke mereka, agar tahu tentang problem-problem di Indonesia maupun Jateng. Ternyata para siswa luar biasa, dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, sungguh di luar dugaan. Melalui kegiatan seperti ini, saya bisa memotret apa yang ada, kemudian mendialogkan dengan mereka. Mudah-mudahan ini menjadi bagian tanggapan masyarakat, khususnya para remaja dan gubernur menyikapinya tanpa basa-basi,” ujar Ganjar tentang terobosannya ini.
BACA JUGA: Unissula Potong 21 Hewan Kurban
Selain Gubernur Mengajar, terobosan lain yang diinisiasi Ganjar adalah, berdirinya Sekolah Virtual. Sekolah model daring itu memberikan solusi bagi siapa saja untuk bersekolah di manapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun.
Sekolah Virtual ala Ganjar ini, menyasar anak miskin dan para penyandang disabilitas. Ganjar melalui Disdikbud Jateng, mendorong siswa semangat belajar dengan fasilitas gawai serta pulsa internet secara gratis.
Dikatakan gubernur, pendampingan siswa kategori miskin dan difabel dalam program sekolah virtual ini, merupakan upaya Pemprov Jateng untuk memberikan akses pendidikan seluas-luasnya, agar mereka merasakan proses belajar yang lebih berkualitas.
BACA JUGA: Mahfud MD Panen Perdana Buah Melon di MAJT, Pengunjung Penasaran Ikut Petik Sendiri
Ganjar membuka sekolah virtual di SMAN 1 Kemusu, Boyolali dan SMAN 3 Brebes pada tahun 2020, dengan masing-masing sekolah mendapat kuota satu Rombongan Belajar (Rombel) berisi 36 siswa dan siswi. Bulan Mei 2023 lalu, telah lulus siswa sekolah virtual angkatan pertama.
Respons positif juga menggema atas kegiatan Gubernur Mengajar, yang kini memang identik dengan Ganjar. Sikap egaliter dan kematangan sebagai seorang pemimpin melekat padanya.
Kadinas Pendidikan dan Kebudayan Jateng, Uswatun Chasanah menilai, kehadiran pemimpin daerah/publik figur ke dalam lingkungan pembelajaran, khususnya sekolah, telah mampu menghadirkan motivasi baru bagi para peserta didik.
BACA JUGA: Tebar Hewan Kurban, Dompet Dhuafa Sapa Warga 3T di Dusun Kedung Udal
Kehadiran Gubernur Mengajar, lanjut dia, dirasa sangat tepat untuk memberikan inspirasi bagaimana seharusnya seorang peserta didik tidak pernah patah semangat, dan mampu menjadi pribadi yang patut diteladani.
”Perlu dicatat, pada dasarnya untuk mencapai sebuah tujuan atau cita-cita, maka hal utama yang diperlukan adalah semangat untuk meraihnya. Contoh yang bisa dihadirkan adalah, bagaimana seorang rakyat yang karena memiliki kegigihan dan semangat belajar yang tinggi, mampu menjadi pemimpin,” kata Uswatun, kepada suarabaru.id, Rabu (28/6/2023) lalu.
Menurutnya, menengok manfaat ini maka sangat layak, manakala program ini direplikasi di semua tingkatan pemerintahan. Kehadiran pemimpin yang menyapa rakyatnya di semua ruang yang tersedia mutlak perlu dilakukan, untuk membangun relasi komunikasi yang efektif.
BACA JUGA: Kejar Pencuri, Dua Pelajar Wanita Peroleh Penghargaan Kapolresta Magelang
Dia menambahkan, saat mengikuti kegiatan gubernur yang melakukan kunjungan ke sekolah, dapat disimpulkan, ruang program ini sungguh sangat efektif sebagai media bagi masyarakat (khususnya peserta didik), menyampaikan aspirasinya secara terbuka.
”Kondisi ini menandakan, tiada batas sekat untuk berkomunikasi dengan pempimpin. Dan hal ini dapat dicermati, bahwa relasi komunikasi yang terjadi adalah sangat cair, dan mampu terbangun sebuah komunikasi dua arah,” tandas doktor Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia lulusan UNS ini.
Terkait Sekolah Virtual, imbuh Uswatun, telah mampu menjadi terobosan dalam meningkatkan layanan pendidikan di Jateng. Khususnya dalam upaya menjangkau semakin luasnya masyarakat mendapatkan layanan pendidikan.
BACA JUGA: Atlet Wajib Jalani Pemusatan Latihan, Blora Targetkan 25 Medali Emas di Porprov Jateng XVI 2023
Manfaat yang diperoleh siswa kelas virtual, memiliki waktu belajar yang fleksibel (bisa disesuaikan dengan aktivitas lainnya), pengenalan dan pemanfatan sumber belajar yang lebih luas, meningkatnya kemampuan memanfaatkan teknologi pembelajaran berbasis internet, memanfaatkan ruang diskusi di ruang maya yang lebih bervariatif.
Hingga berakhirnya tahun ajaran 2022/2023, Satuan Pendidikan yang menyelenggarakan Kelas Virtual adalah SMA Negeri Kemusu, Kabupaten Boyolali, SMA Negeri 3 Brebes, dan SMA Negeri 2 Surakarta.
”Khusus SMA Negeri 2 Surakarta, mulai tahun ini akan dihentikan. Karena di wilayah itu, telah berdiri SMA Negeri 9 Surakarta,” jelas dia.
BACA JUGA: Kecamatan Semarang Barat Bagikan 600 Kantong Daging untuk Warga Masyarakat dan Keluarga Kaum Difabel
Pada Tahun Ajaran 2023/2024, Program Kelas Virtual direncanakan akan dikembangkan semakin luas. Dan penetapan pengembangannya akan didasarkan atas evaluasi PPDB Tahun Ajaran 2023/2024, dengan tetap memperhatikan ketersediaan SDM, untuk mampu menjamin kualitasnya.
Disdikbud Jateng, tegas dia, telah mempersiapkan berbagai instrumen yang diperlukan, agar mampu melakukan pendampingan Kelas Virtual secara komprehensif. Kesiapan ini antara lain, terkait dengan pembiayaan, SDM, dan teknologi pembelajaran yang dikembangkan Balai TIK-Dikbud.
”Pada sisi pembiayaan, peserta didik pada Kelas Virtual tetap memperoleh dukungan pembiayaan dari Dana BOS maupun BOP Pendidikan. Sisi SDM kelas virtual, memperoleh pendampingan dari sekolah induk. Dukungan lain juga diperoleh, melalui bantuan pendidikan Baznas lewat UPZ Dikbud,” pungkasnya.
Sementara itu, anggota Komisi E DPRD Jateng, Muhammad Zen, memandang program Gubernur Mengajar adalah ide yang baik, dan harus komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di Jateng, lewat kemasan yang kreatif dan inovatif.
Ketua Persatuan Guru Swasta Indonesia Jateng itu berharap, program ini juga tidak hanya berlaku untuk sekolah negeri, tapi swasta juga termasuk madrasah, agar mereka mendapatkan hak pendidikan yang setara.
Tentang Sekolah Virtual, dia mengapresiasi karena menyentuh kalangan papa dan difabel. Namun dia memandang, sekolah virtual umumnya hanya untuk menjawab problem geografis dan kesibukan peserta didik atau karena ada alasan lain.
”Menurut kami, pendidikan dan pembelajaran tatap muka dalam satu Rombel tetap harus menjadi prioritas. Karena konsep pendidikan tidak hanya transfer of knowledge, tetapi juga transfer of value, budi pekerti, akhlak dan keteladanan. Dan ini tidak bisa di berikan secara virtual,” bebernya.
Tim SB