blank
Pendistribusian daging kurban dari Dompet Dhuafa di wilayah Dusun Kedung Udal, Desa Padas, Grobogan, Jawa Tengah. Foto: Dok/DD

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Akses yang sulit hingga menyeberangi sungai karena belum terhubung jembatan, serta jalan penuh bebatuan dan kerikil harus ditempuh saat pendistribusian daging kurban.

Kegiatan tersebut merupakan program Tebar Hewan Kurban dari Dompet Dhuafa untuk wilayah Dusun Kedung Udal, Desa Padas, Grobogan, Jawa Tengah.

Sebanyak 85 KK (Kepala Keluarga) mendiami wilayah Dusun Kedung Udal. “Jangankan kurban di Dusun Kedung Udal, fasilitas umum saja belum banyak menunjang, seperti unit kesehatan atau Puskesmas yang belum tersedia di wilayah tersebut, bayangkan saja ketika masyarakat butuh berobat atau ibu-ibu akan melahirkan, begitu sulit yang harus kami tempuh. Begitupun anak-anak untuk mengenyam pendidikan, namun jarak yang ditempuh minimal untuk Sekolah Dasar berkisar 3 Km, sementara jika melanjutkan bangku sekolah untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) anak-anak harus menempuh jarak 8 Km,” kata Saben, selaku Ketua RT.03, Dusun Kedung Udal, Kamis (29/6/2023).

Melalui Tebar Hewan Kurban (THK) 1444 H, Dompet Dhuafa dengan serentak mendistribusikan daging kurban terutama wilayah 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdalam), salah satunya di Dusun Kedung Udal.

Pendistribusian daging dilakukan dengan menggunakan motor karena akses yang dapat dilalui hanya dengan roda dua. Sebanyak 20 besek didistribusikan lebih dahulu dan 7 doka yang telah disembelih untuk dibawa ke Dusun Kedung Udal.

“Kami menunjuk Dusun Kedung Udal karena wilayah tersebut memiliki potensi penerima manfaat yang cukup banyak, kemiskinan akibat sulitnya akses dan belum tersedianya fasilitas umum menjadi potensi angka kemiskinan terus tinggi. Ditambah angka stunting pada anak yang terus melonjak. Selain minimnya pengetahuan kesehatan ibu dan anak, warga Dusun Kedung Udal, dengan tidak adanya puskesmas serta rendahnya tingkat konsumsi daging menjadi satu kesatuan yang belum bisa terpenuhi hingga saat ini di Dusun tersebut,” tambah Saben.

“Alhamdulillah saya mendapatkan daging kurban, apalagi saya sangat jarang mengkonsumsi daging. Bahkan rata-rata warga di sini makan seadanya dari ladang seperti ketela, jagung hingga sayur-sayuran yang ditanamnya. Jarang sekali di Dusun ini untuk melakukan kurban, mengingat tingkat ekonomi masyarakat yang belum cukup untuk menggelar perayaan kurban,” ucap Masiroh, salah satu penerima manfaat daging kurban di Dusun Kedung Udal.

Ning S