Bagaikan Pasar
Begitu turun dari motor ojek, peziarah akan memasuki gerbang masjid yang di dalamnya juga terdapat makam Sunan Muria. Di sepanjang Lorong menuju masjid, bagaikan pasar terdapat kios-kios yang menyediakan aneka macam dagangan.
Ada makanan, dan yang khas dijual di sana adalah midra atau ganyong atau jangklong. Umbi terasa manis dengan serat yang banyak. Kemudian aneka kerajinan Sepanjang perjalanan dengan berjalan kaki menuju masjid, wisatawan akan menjumpai kios-kios pedagang yang banyak menjajakan aneka macam jualan.
Yang pasti ada makanan dan minuman, juga kerajinan tangan, buah-buahan seperti delima dan tanaman yang khas juga parijatha. Parijatha adalah tanaman endemik dataran tinggi, yang dipercaya bisa menjadikan bayi dalam kandungan Ketika lahir kelal wajahnya kulitnya bersih. Maka ibu hamil disarankan makan rujak parijatha.
Dan yang unik adalah potongan batang pohon pakis yang dipercaya bisa digunakan untuk mengusir tikus di dalam rumah. Juga barang-barang lain sebagai cindera mata seperti t-shirt, tasbih, bahkan pipa untuk merokok, juga madu, cincin, dan aneka macam cindera mata lainnya.
Pastikan Anda yang berziarah membawa pulang oleh-oleh ini, Bahkan sirup parijatha pun kini tersedia. Juga kopi Muria yang khas, dan yang sangat khas pula adalah pisang tanduk, petai, dan jeruk pamelo khas Muria yang besar dan manis.
Ketika memasuki pintu gerbang makam, wisatawan akan dihadapkan pada pelataran dengan pemandangan 17 batu nisan. Menurut juru kunci makam, nisan itu merupakan makam para prajurit dan punggawa kraton. Di sebelah barat dinding belakang masjid terdapat makam Panembahan Pengulu Jogodipo yang merupakan putra sulung
Berdesakan
Pada hari tertentu, terlebih saat haul Sunan Muria, yakni pada 15 Muharam atau 15 Sura, pengunjung dipastikan meluber luar biasa. Untuk naik ojek saja antreannya Panjang. Kemudian untuk masuk kompleks masjid Muria, dipastikan berdesakan dan harus sabar.