blank
Seorang pedagang di lorong masuk makam Sunan Muria, yang khas adalah ganyong, kimpul (talas), parijatha, dan yang lain. Foto: Widiyartono R.

Masjid Sunan Muria Kudus dibagi menjadi dua, yaitu masjid yang khusus untuk pria dan masjid yang khusus untuk wanita. Di dalam masjid untuk kaum pria inilah terdapat berbagai peninggalan dari zaman Sunan Muria.

Sementara itu masjid khusus wanita merupakan hasil renovasi di tahun 1976 yang peresmiannya dilakukan Bupati Kudus pada tahun 1978.

Tak jauh dari Masjid Sunan Muria, terdapat makam Sunan Muria. Peziarah yang datang ke makam Sunan Muria memang tak pernah henti. Tetapi pada tiap Kamis Legi dan Jumat Pahing, pengunjung dipastikan akan lebih banyak dibanding hari biasa.

Baca juga Mendaki Gunung Tidar, Wisata Murah tetapi Menyenangkan

Peziarah yang datang tidak hanya dari wilayah Kudus saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa. Maka merupakan hal biasa bila bus-bus besar tampak di Colo. Bus-bus itu membawa peziarah dari berbagai tempat di Jawa, bahkan tak jarang dari luar Jawa.

Para peziarah harus turun dari bus lebih dulu, kemudian melanjutkan perjalanan menuju makam dengan naik ojek.

Para peziarah, memang harus punya effort yang tinggi untuk bisa mencapai Masjid Sunan Muria dan berziarah ke makamnya. Bagaimana tidak, jarak dari pemberhentian kendaraan (bus atau roda empat) masih cukup jauh. Dari lokasi parkir mobil dan bus, wisatawan harus melanjutkan perjalanan dengan menaiki 430 anak tangga.