Rofiq Sangkar Jenderal, menyerahkan hadiah berupa utama satu unit sepeda motor, kepada pemenang Murai Batu Champion. Foto: drp

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Bertepatan dengan Hari libur Nasional Nyepi dan sekaligus menyambut bulan suci Ramadan, Lindu Aji BC (Bird Club), menggelar lomba burung ‘Gebyar Komunitas Burung Berkicau’, yang terselenggara di markasnya Jalan Pusponjolo Selatan, Rabu (23/3/2023).

Event kali ini memfokuskan pada kelas komunitas burung berkicau, di antaranya Anis Merah, Anis Kembang, Cendet dan Branjangan. Selain kelas komunitas, panitia lomba juga membuka kelas regular, seperti Murai Batu, Cucak Ijo dan Kacer.

LABC adalah salah satu gantangan tertua di Semarang. Setelah lama vakum mengadakan lomba, mereka kembali menunjukkan eksistensinya, dengan karpet merah menjadi ciri khas dari gantangan ini. Selain itu juga, menerapkan sistem penjurian terbuka, yang terdiri dari empat juri tanpa korlap.

BACA JUGA: Penularan TBC Tinggi, Dinkes : “Kepedulian Warga Perlu Ditingkatkan!”

Budi Utomo orbitkan Branjangan usia lima bulan. Foto: drp

Kemasan lomba yang menarik dengan sistem 24G, berhasil mendatangkan pemain dari berbagai daerah, seperti Kudus, Jepara, Demak, Kendal dan Tegal. Hadiah utama berupa satu unit sepeda motor dari Sangkar Jenderal, untuk kelas Murai Batu Champion, semakin menambah kemeriahan gelaran kali ini.

Tim juri kali ini, terdiri dari personel yang terbilang sudah cukup senior, yang memiliki dedikasi tinggi serta berintregritas. Bahkan mereka ada yang pernah menjadi juri untuk kelas kejuaraan Nasional.

Lomba dimulai pukul 11.00 WIB, diawali dari kelas komunitas burung Branjangan. Budi utomo, salah satu breeder Branjangan, mencoba anak dari hasil kebunnya sendiri, yang bernama Hawila.

BACA JUGA: Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Gelar Seleksi Buku Cerita Anak Dwibahasa

Burung Cendet Mercusuar, tampil sebagai Juara I. Foto: drp

Meski masih berusia muda (5 bulan), namun aksi dari Hawila sudah menunjukkan performa yang baik. Terlihat dari gaya jambul dan buka sayap getar-getar (ngewer-ngewer). Dan yang lebih menariknya lagi, Hawila juga memiliki irama lagu yang bervariasi, serta tembakan panjang dengan volume yang keras. Berkat aksinya ini, Hawila diganjar menjadi Juara I.

Di kelas Cendet, juga terjadi persaingan yang sangat ketat di antara peserta yang hadir dari berbagai kota ini. Mercusuar, burung Cendet milik Sindhu dari RKC Team, tampil sangat impresif mengeluarkan materi rol irama lagu yang bervariasi, dengan speed rapat.

Pada saat kelas penyisihan, Mercusuar hanya menempati peringkat tiga. Tetapi saat tampil pada partai final, Mercusuar mengeluarkan semua materi yang dimilikinya, baik irama lagu, volume maupun durasi kerja yang baik, dari awal sampai akhir. Berkat penampilannya yang sangat Konsisten di partai final, Mercusuar dinobatkan menjadi yang terbaik, dan meraih Juara I.

BACA JUGA: Tahun 2024 Pemkot Magelang Fokus pada 7 Prioritas Pembangunan


Sayyid, burung Anis Merah milik Mr Gundul, sebagai Juara I. Foto: drp

Kelas Anis merah juga sangat menarik. Panitia mengadakan empat kelas, dengan mengadakan kelas final, untuk mencari yang terbaik. Burung yang masuk sebagai Juara I, II dan III pada kelas penyisihan, berhak ikut final.

Sayyid, nama burung Anis Merah milik Mr Gundul, tampil dengan performa terbaiknya. Dengan gaya khas teler doyong dari awal sampai akhir. Menariknya dari burung ini yakni, memiliki goyangan ke kanan dan ke kiri lebar-lebar, serta irama lagu yang dibawakan bervariasi dan rapat. Berkat penampilannya yang sangat apik dan mencolok, Sayyid meraih Juara I.

Kelas bergengsi Murai Batu menjadi partai yang sangat dinanti-nanti. Pasalnya pada kelas ini, berhadiah satu unit sepeda motor dengan titel kelas Murai Batu Champion. Pada kelas ini, hanya dibatasi 24G peserta. Sehingga ada beberapa peserta yang merasa kecewa, karena tidak kebagian tiket.

BACA JUGA: Bupati Kudus Hadiri Penahbisan Pendeta Berthy Theresiana

Zombie, burung Murai Batu milik Ziegie Doank, yang saat ini menjadi buah bibir karena torehan prestasinya, tampil sangat bagus. Gaya ngeplay disertai bongkaran irama lagu yang bervariasi, ditunjang dengan volumenya yang keras, memang sangat mencolok.

Dan yang lebih menarik dari burung ini, Zombie memiliki durasi kerja yang stabil, dari awal sampai akhir. Aksi Zombie ini, ternyata mendapatkan perlawanan yang serius dari Mendoan, burung milik Tito Permadi. Mendoan juga menunjukkan performa yang apik, dengan gaya khasnya bongkaran irama lagu yang mewah bervariasi.

Tim juri pun harus berkerja keras memantau aksi dari kedua burung itu. Setelah dilakukan penilaian, juri memutuskan Zombie menjadi Juara I, dan Mendoan menjadi runner up.

BACA JUGA: Salon Kafe di Tegowanu Kedapat Buka pada Bulan Ramadan, Dapat Peringatan Pertama


Karpet merah menjadi ciri khas gantangan Lindu Aji BC. Foto: drp

Penyerahan hadiah sepeda motor langsung diberikan oleh Rofiq, owner dari Sangkar Jenderal yang didampingi Andi dan Yoyok, sebagai pengurus dari gantangan Lindu Aji BC.

Usai lomba Yoyok mengatakan, kelas Murai Batu menjadi partai neraka. Dimana burung yang turun berlomba adalah burung-burung juara di daerahnya masing-masing. Sehingga juri harus lebih teliti dan cermat dalam memantau dan menilai.

”Selisihnya sangat tipis sekali. Penampilan dari burung-burung yang turun di kelas Champion ini sudah maksimal,” terang Yoyok, usai penyerahkan hadiah.

BACA JUGA: Pengajian di Batuwarno Wonogiri, Mengangkat Soal Menjaga Rahasia Suami-Istri

Sementara itu, Andi selaku Ketua Lindu Aji BC, memberikan apresiasinya pada seluruh Kicau Mania yang hadir, serta menyampaikan permohonan maaf, apabila masih banyak kekurangan pada penyelenggaraan event ini.

”Lindu Aji BC akan terus dan selalu bebenah serta berinovasi, untuk kepuasan para Kicau Mania. Agenda mendatang, Kita akan menggelar event Rukiyanto Cup, pada Senin (1/5/2023) mendatang, di tempat yang sama.

dr Prie