WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan penyakit menular Tuberculosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, sehingga perlu usaha serius untuk pencegahan dan pengendaliannya.
“Salah satunya melalui penyebarluasan informasi kepada masyarakat, guna meningkatkan pengetahuan dan kepeduliannya sebagai upaya pencegahan penularan TBC yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga,” ujarnya.
Afif Nurhidayat, mengatakan hal itu saat menjadi salah satu narasumber Podcast Ruang Publik di WebTV, dengan tema “Ayo Bersama Akhiri TBC, Wonosobo Bisa!”, di Studio WebTV.
“Untuk memutus mata rantai penyebaran TBC, maka perlu meningkatkan peran serta masyarakat dan pemangku kebijakan dalam mendukung program pengendalian TBC serta menempatkan TBC sebagai isu utama di semua sektor,” ungkapnya.
Selain itu, jelas Afif, pemerintah akan terus berupaya agar masyarakat membudayakan pola hidup bersih dan sehat. Salah satunya melalui gerakan Wonosobo terbebas dari buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF).
“Di mana tahun 2023 ini adalah tahun percepatan untuk bisa intervensi lebih jauh, dengan membantu jamban dan septitank sehat,” tegasnya.
Dia berharap, perilaku hidup sehat harus membumi jangan hanya menjadi jargon. Apa yang telah dilakukan berbagai pihak, nantinya gayung bersambut oleh pemerintah maupun masyarakat.
“Kita bangun kerjasama berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah dari sisi hulu dan hilir. Peranan dari puskesmas menjadi penting untuk mensosialisasikan pada masyarakat, terkait penyebab dan apa yang harus dilakukan masyarakat,” tambahnya.
Lakukan Screening
Sementara itu, Kepala Dinkes Wonosobo dr Mohamad Riyanto, MKes menjelaskan, sebagaimana dicanangkan WHO, bahwa setiap tanggal 24 Maret sebagai hari TBC sedunia.
Pihaknya bersama unsur pimpinan daerah, fasilitas pelayanan kesehatan dan lembaga terkait lainnya menyelenggarakan beberapa kegiatan sebagai upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan penularan penyakit TBC.
“Termasuk juga menggandeng Yayasan Mentari Sehat Indonesia yang telah lama berpartner dengan Dinas Kesehatan dalam pencegahan TBC,” kata dia.
Dalam rangkaian kegiatan, selain sosialisasi melalui podcast, jelas Riyatno, Dinkes kerjasama dengan Yayasan Mentari Indonesia juga melakukan screening di sejumlah OPD dan beberapa lokasi lainnya.
Diskominfo Wonosobo menjadi OPD pertama yang telah dilakukan screening, sebagai bentuk kepedulian perangkat daerah terhadap pencegahan penularan TBC.
“Pada prinsipnya hari TB ini kita upayakan agar kita segera melaksanakan kegiatan screening untuk menemukan kasus TB baru. Setelah ditemukan kita memberikan pengobatan secara tepat waktu dan tepat sasaran,” ungkapnya.
Tahun 2022, jelas Riyatno, Dinkes juga melakukan screening terhadap 1.890 orang yang diduga TBC. Dari kegiatan tersebut ditemukan 98 persen lebih yang menderita TBC.
Hasil tersebut menunjukkan ada peningkatan penderita jika dibandingkan 2 tahun terakhir 2020 maupun 2021.
“Gerakan Temukan TBC Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC) adalah kegiatan penemuan secara aktif dan masif sekaligus mendorong pasien TBC untuk memeriksakan diri dan menjalankan pengobatan hingga tuntas.
“Diharapkan di tahun berikutnya dan seterusnya sampai dengan batas waktu yang sudah ditargetkan eliminasi TB di Wonosobo 2028 bisa dilakukan,” pungkasnya.
Muharno Zarka