blank
Ilustrasi. Kompilasi: wied
blank
JC Tukiman Tarunasayoga

“LAGU WAJIB” yang saat ini dinyanyikan oleh semua partai politik dan semua politisinya di seantero Nusantara ialah “Menghitung Hari”. Hal ini mengingat Rabu, 14 Februari 2024, hari pemungutan suara terasa semakin mendekat saja.

Kalau dihitung dengan tahun, memang masih satu tahun persis; tetapi, lagi-lagi,  terasa sudah semakin mendekat jika dihitung jumlah harinya. Mengapa? Bayangkan saja betapa “mendesaknya” karena penetapan jumlah kursi dan jumlah daerah pemilihan (dapil) sudah jelas, sudah ada.

Dan yang saat ini sedang umyek, sedang diperbincangkan bahkan diperdebatkan di internal parpol peserta pemilu adalah tahapan pendaftaran dan segera penetapan calon anggota legislatifnya (calegnya), yang diberi jadwal mulai 24 April mendatang.

Baca juga “Sedikit-Sedikit Istana”, Ora Ilok dan Ora Elok

Memang tahapan pendaftaran dan penetapan caleg ini  baru akan ditutup pada 25 November 2023 nanti (tahapan ini diberi waktu 216 hari); meskipun begitu dapat dipastikan semua parpol dan para calon calegnya wis ora sranta, dan segera ingin ditetapkan agar sesegera mungkin dapat sosialisasi kepada masyarakat lewat berbagai caranya.

Sranta lan Sranti

Sebenarnya bukan hanya  terkait pemilu, gejala kehidupan sehari-hari memang menunjukkan betapa semakin banyak orang ora sranta terhadap apa saja. Di jalan raya, lebih-lebih, sangat banyak orang ora sranta, ora sabar, ora sareh, yaitu tidak cukup sabar terhadap kondisi macet dan lain-lain.

Sehingga perangai orang di jalan raya adanya sarwa besengut, serba tampak marah, wajahnya ditekuk-tekuk sendiri. Tidak ada wajah happy, ceria, singsot-singsot di jalan raya, adanya mung sarwa kesusu, serba ora sranta, ora sabar.