blank
Pangung lustrum VII USM. Foto: wied

Padahal, saya baru saja ditelepon seseorang lima menit sebelumnya. Segera nomor yang tadi menelpon saya kontak, dan benar, ternyata saya diundang untuk hadir dalam acara lustrum.

Sedangkan undangan resminya akan dikirim lewat WA. Saya buka dan dalam undangan itu tertulis “Universitas Semarang akan memberikan penghargaan kepada pendiri Universitas Semarang atas jasa dan dedikasi sepanjang hayat”.

Saya merasa terhormat diundang menghadiri acara lustrum universitas yang dibangun oleh alumni kampus tercinta saja Universitas Diponegoro. Undangan pukul 08.00, kira-kira pukul 07.45 saya sudah sampai Gedung Auditorium Ir. Widjatmoko tempat penyelenggaraan acara.

Dan, sampai saat itu pun belum tahu kalau saya bakal menerima penghargaan. Karena di undangan tertulis Universitas Semarang akan memberikan penghargaan kepada pendiri Universitas Semarang atas jasa dan dedikasi sepanjang hayat.

Mengisi absen, kemudian dipersilakan duduk. Ketika menunggu acara dimulai, tetiba seorang ibu mendatangai saya. “Bapak Pak Widiyartono? Bapak yang menerima penghargaan?” tanya ibu itu.
Saya bingung, penghargaan apa? “Ya saya Widiyartono. Tetapi saya tidak tahu tentang penghargaan,” jawab saya.

Kemudian saya diminta pindah duduk di kursi urutan kedua. Di samping saya bapak-bapak pakai jas berdasi, di depan ada ibu berkebaya.