blank
Rektor USM Dr. Supari, ST. MT berfoto bersama para penergima penghargaan. Foto: Wisnu Aji

Setelah saya buat, kemudian saya serahkan kepada Bu Kartini. Beberapa waktu kemudian, beliau datang lagi ke kantor saya dengan membawa brosur yang sudah jadi. Dan, saya diparingi sejumlah uang. Saya lupa jumlahnya waktu itu.

Sayang saya tidak menyimpan dengan baik brosur itu, tetapi saya ingat betul, di bagian akhir saya tuliskan “Sing sapa nandur pari ora bakal ngundhuh alang-alang“.

Waktu itu saya berimajinasi, perguruan tinggi yang didirikan oleh para tokoh alumni Undip ini, adalah benih padi. Saya turut berharap, bahwa benih padi itu akan tumbuh sebagai padi, dan nantinya bukan ilalang yang dipanen. Tetapi padi bernas yang memberi manfaat bagi masyarakat.

Tiga Puluh Tahun Kemudian
Suatu hari, tanggal 9 Februari 2022, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah mengadakan syukuran Hari Pers Nasional. Banyak tokoh yang hadir, di antaranya Rektor Universitas Semarang yang statusnya masih “Rektor Baru” juga hadir bersama tokoh pioner USM Pak Ir. Soeharsoyo.

Saya bertemu beliau, kemudian saya bercerita, sekitar 30 tahunan lalu diminta Bu Kartini membuat brosur untuk Politeknik Semarang.