Secara guyon saya sampaikan kepada kedua beliau ini. “Dalam brosur itu saya tulis, sing sapa nandur pari orang ngundhuh alang-alang. Ternyata benar, bukan ilalang yang tumbuh, tetapi benar-benar thukul pari dan itu Mas Rektor Supari,” guyon saya waktu itu.
Dari guyonan saya itu, Mas Supari mengatakan, “Lho kata-kata itu oleh Pak Widjatmoko dijadikan sesanti untuk USM”.
Saya kaget, terharu, sekaligus bahagia. Ternyata tulisan saya 30 tahun lalu tidak terhapus, malah tercatat di bagian yang amat penting di kampus yang diasuh oleh Yayasan Alumni Undip ini.
Setelah peristiwa tanggal 9 Februari 2022 itu, saya pun sudah tidak memikirkan lagi tentang hal itu. Hingga kemudian tanggal 26 Februari 2022, saya menerima pesan WA dari Pak Soeharsojo.
“Sugeng siang p Widi… sy dpt no hp dari mas Ade. Salam sehat selalu. Soeharsojo”.
Rupanya Pak Soeharsojo mendapatkan nomor ponsel saya dari sahabat saya Mas Ade Oesman.
Setelah pesan WA saya jawab dengan ucapan terima kasih, dan mendoakan agar Pak Harsojo dilimpahi berkat oleh Tuhan, kembali muncul pesan.