blank
Rektor Universitas semarang Dr. Supari, S.T., M.T. menyerahkan penghargaan kepada Widiyartono R. Foto: Wisnu Aji

blank

Oleh Widiyartono R.

SEBUAH peristiwa yang tidak terbayangkan sebelumnya. Saya diundang menghadiri peringatan lustrum Universitas Semarang, lustrum ke-7 atau dies natalis ke-35, yang berlangsung di Auditorium Ir. Widjatmoko, kampus USM Jalan Soekarno-Hatta Semarang, Kamis (23/6/2022).

Terlebih lagi, saya diberi piagam penghargaan yang diserahkan langsung oleh Mas Rektor Dr. Supari, S.T., M.T. Di dalam penghargaan itu tertulis nama saya, dengan tambahan kata-kata: atas kontribusinya sebagai perumus sesanti “Sing sapa nandur pari ora bakal ngundhuh alang-alang”.

Benar-benar tidak terbayangkan, dan tidak pernah terpikir setitik pun, bahwa saya diberi kehormatan untuk menerima penghargaan itu. Bahkan sampai saat saya duduk di ruang perayaan itu, saya tidak menyangka.

Karena peristiwa awalnya sebenarnya juga tidak luar biasa. Saat itu, saya agak lupa, kayaknya akhir tahun 80-an. Ibu Dr. Kartini Soedjendro, S.H. menghubungi saya. Entah dari mana juga beliau mendapatkan informasi tentang saya.

Memang, seingat saya waktu itu, saya banyak ikut kegiatan yang dilakukan oleh IKA Undip. Di antaranya menerbitkan majalah dan mendirikan koperasi bersama Pak Yudiono KS.

Bu Kartini datang ke kantor saya di Jalan Pandanaran II/10 Semarang, meminta saya untuk membuat konsep brosur. Bukan desainnya, tetapi teks atau narasi di dalamnya.