blank
Ilustrasi Wahabi. Foto : SB/dok

Oleh Dr KH Muchotob Hamzah MM

Akhir milenium dua dunia Islam dan khususnya Indonesia disibukkan oleh gempuran kaum Wahabi-Salafi-Takfiri. Sekte ini dibangun oleh Muhammad Ibnu Abdulwahab An-Najdi.

Sasarannya adalah mayoritas muslim yang mereka tuduh kena penyakit TBC (Takhayul, Bid’ah dan Churafat). Cara pengkafirannya dengan menggunakan ayat dan hadits yang zaman Nabi saw. dikenakan kepada orang Jahiliyah.

Contohnya ayat ما نعبدهم الا لیقربون الی الله زلفی (QS. Az-Zumar: 3). Intinya, menyamakan orang Islam yang bertawasul, dsb. dengan orang Jahiliyah penyembah berhala mengikuti ajaran bapak-bapaknya. Padahal mengikuti ajaran bapak, tidak selalu salah seperti Nabi Yusuf as. yang mengikuti agama bapaknya (Yusuf/38).

Mereka mengindoktrinasikan doktrinnya antara lain.
Pertama: Tauhid versi mereka; tauhid uluhiyah, tauhid rububiyah dan tauhid asma was-shifah. Tauhid uluhiyah adalah senjata andalan untuk menggempur yang dianggap TBC. Tauhid ala Aswaja yang berdalil naqli + aqli dipandang sesat.

Kedua: Kembali Al-Qur’an dan Sunnah. Doktrin ini melahirkan simplifikasi dengan penafsiran skriptual yang ekstrim dan radikal.

Ketiga: Al-Wala’ wal Bara’ (kesetiaan dan penglepasan). Kesetiaan dengan doktrin dan kelompoknya tanpa reserve. Permusuhan dengan kelompok yang berbeda meskipun masih saudaranya.

Keempat: Ibnul Wahhab memandang kelompok Islam lain sebagai kafir dan mencaci Syeikh Sulaiman bin Sahim d
engan kata-kata kotor seperti ternak (Ar-Rasaa’il as-Syakhsiyyah li al- Imam as-Syaikh Muhammad Abdul Wahhab surat ke 34, hlm. 232).

Pengingkaran Sejarah

blank
Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo, Dr KH Mukhotob Hamzah, MM. Foto : Muharno Zarka

Kelima: pengingkaran sejarah kelahiran sektenya yang berdarah-darah atas sokongan Barat (Inggeris). Sejarah yang telah ditulis oleh ulama mainstream sekelas Syeikh Zaini Dahlan (Fitnah al-Wahhabiyyah) dan mayoritas sarjana Barat mereka ingkari.

Keenam: ogah disebut Wahabi dan mengalihkan nama Wahabi kepada Abdul Wahab bin Rustum Al-Wahbi (tanpa huruf a antara huruf h dan b).

Meskipun ada yang enjoy dengan nama Wahabi seperti pentholan mereka, Syeikh Abdul Aziz ibnu Baz, dalam kitab Fatawa ‘Ala ad-Darb, هذا لقب مشهور لعلماءالتوحید ۔۔۔۔الشیخ الامام محمد بن عبدالوهاب رحمة الله علیه۔ . Syeikh Utsaimin juga memuji M Ibn Abdul Wahhab (Fatawa war Rasa’il 3/no. 60).

Ketujuh: mengesahkan kultus individu dan estafet klan Saud jadi raja nama kerajaan monarchi yang tanpa dewan syura berbeda dengan yang dicontohkan oleh khulafa’rasyidin.

Kedelapan: mengakui bahwa sejak lama menyebarkan Wahabi ke penjuru dunia atas petintah Barat (Washington Post 30 Maret 2018).

Kesembilan: Orang mati tidak bisa menerima amal orang hidup dengan dalil (An-Najm 39). Tetapi mereka jalani salat jenazah untuk membantu orang mati atau membayarkan hutang si mayat dengan ta’wil itu semua hasil dari amalnya sendiri. Itu sih debat kusir!

Kesepuluh; Orang yang sudah meninggal tidak bisa mendoakan yang masih hidup.

Anehnya mereka percaya kalau mayat orang awam saja akan mengetahui dan menjawab salam peziyarahnya. (Islampos.com. mengutib HR. Ibnu Abdil Bar/ Al-Isttidzkar 1/185; Syaikul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa 24/331; Disahihkan oleh Abdul Haq Al-Isybili, Al-Qurthubi dalam Al-Mufhim 1/500; Al-Iraqi dalam Takhrij ‘Ulumiddin 4/491; As-Syaukani dalam Nailul Author 3/304; Al-Hafidz Ibnu Katsir 6/325).

Bid’ah Dhalalah

blank
Ilustrasi Wahabi. Foto : SB/dok

Memang hadits tidak menjelaskan bunyi jawaban dari si mayit.
Tetapi logikanya jika si mayit menjawab, “pasti membalas doa kebaikan bagi peziyarah. Mustahil sebaliknya.

Jadi, membalas salam adalah doa kebaikan sebagai amal salih juga. Ini tidak bertentangan dengan hadits umum bahwa amal anak Adam akan terhenti karena kematian.

Kesebelas; Wahabi mutakhir menganggap semua bid’ah adalah dhalalah. Padahal Muhammad Bin Abdulwahab berkata ada bid’ah hasanah (Durratus-Saniyah 5/103).

Kedua belas: MBS berjanji Wahabi-Saudi akan kembali ke Islam Wasathiyah berarti kemarin garis apa?
Wallaahu a’lam.

Penulis Dr KH Muchotob Hamzah MM, Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo