SEMARANG (SUARABARU.ID)- Bila tidak mengantongi izin dari pemerintah setempat, pengelola pariwisata di Jawa Tengah, dilarang membuka destinasi wisata. Hal itu dilakukan, agar pengelolaan destinasi wisata dapat terkontrol, khususnya saat pandemi covid-19.
Hal itu dikatakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mengomentari Puncak Telomoyo di Ngablak Kabupaten Magelang, yang viral karena didatangi ribuan wisatawan. Ganjar telah menelpon pengelola Telomoyo, untuk menutup tempat wisata alam itu.
”Itu saya cek kemarin, ternyata gara-gara ada yang membuat vlog negeri di atas awan. Pemandangannya kan bagus. Langsung direspon masyarakat, semua datang. Saya langsung minta ditutup, dan memang sudah ditutup untuk dilakukan evaluasi,” kata Ganjar, baru-baru ini.
BACA JUGA : Gubernur Jateng Tingkatkan Kapasitas Tes Massal Covid-19
Menurut dia, kini tidak boleh lagi ada kejadian serupa di destinasi wisata Jateng. Semua pengelola pariwisata harus mengantongi izin untuk membuka kawasan wisata di daerahnya.
”Setelah kejadian ini, nggak boleh sembarangan membuka destinasi wisata. Kalau mau dibuka, harus izin dulu. Agar semua bisa dikontrol dengan baik, khususnya protokol kesehatannya,” tegasnya.
Sebab lanjut dia, di tengah kondisi saat ini, banyak masyarakat yang sudah bosan di rumah. Mereka ingin segera piknik dan menikmati pemandangan di sejumlah objek wisata.
Harus Diatur
”Istilahnya itu mereka kurang piknik, maka kalau melihat apa yang beredar di medsos, langsung menarik dan orang pengin datang. Kalau ini nggak dijaga, kan bahaya,” ucapnya.
Semua tempat wisata harus mengontrol pengunjung yang datang, apabila ingin membuka. Kapasitas yang harus dimasukkan berapa, protokolnya seperti apa dan sarana prasarananya harus sudah disiapkan.
”Tidak boleh datang mak byuk (berbondong-bondong-red) begitu, semua harus diatur. Maka saya minta seluruh daerah menjaga masing-masing, khususnya pengelola pariwisata,” tukas Ganjar.
Seperti diberitakan sebelumnya, kawasan wisata Telomoyo di Kabupaten Magelang viral di media sosial. Sebab, ribuan orang berbondong-bondong mengunjungi kawasan wisata alam pegunungan itu tanpa mengindahkan protokol kesehatan dan physical distancing.
Heri Priyono-Riyan