blank
Bambang Kusriyanto (Ketua DPRD Jateng). Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto merasa prihatin, dengan perkembangan kondisi penularan covid-19 di Jawa Tengah, usai dilakukan pelonggaran kegiatan kemasyarakatan.

Berdasar data dari website resmi corona.jatengprov.go.id 20 Juli 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah positif di Jateng mencapai 7.413 orang. Jumlah positif terbanyak terjadi di Kota Semarang 852 orang, dan Solo Raya 798 orang.

”Setelah pemerintah melonggarkan kegiatan masyarakat, jumlah positif covid-19 terus meroket. Saya prihatin dengan kondisi ini,” ungkapnya, di ruang kerjanya Gedung Berlian DPRD Jateng, belum lama ini.

BACA JUGA : Hasil Rapid Test Reaktif, Seluruh Anggota Dewan Langsung Swab Test

Bambang menjelaskan, berdasarkan pengamatannya saat ini, masyarakat sudah melakukan kegiatan biasa seperti sebelum adanya pandemi covid-19, seakan-akan tidak ada pembatasan lagi.

Di pasar pasar tradisional, kegiatan jual beli berjalan normal dan banyak terjadi kerumunan. Tempat hiburan dan wisata juga sudah buka seperti biasa.

”Banyak kerumunan di pasar dan tempat wisata dan hiburan. Sayangnya, banyak yang tidak mengenakan masker. Ini sangat rawan terjadi penularan,” jelasnya.

Melihat kondisi itu, politisi yang akrab disapa Krebo ini minta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, untuk mengalokasikan bantuan penguatan imun masyarakat, karena sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk virus yang ditemukan pertama kali di Wuhan Cina itu.

”Saya minta Gubernur bisa membantu penguatan imun masyarakat, dengan membagikan vitamin agar tidak mudah tertular. Terutama Vitamin C dan E,” saran dia.

Secara Masiv
Selain penguatan imun masyarakat, program Jaring Pengaman Sosial (JPS) berupa bantuan sembako yang direncanakan sebanyak tiga tahap sampai Agustus mendatang, diminta untuk dilanjutkan tiga tahap lagi, sampai November 2020.

”Kondisi perekonomian masyarakat masih sulit. Saya minta untuk dilanjutkan sampai enam tahap,” bebernya.

Pemprov Jateng juga diminta untuk memperbanyak pemeriksaan dimasyarakat, untuk memutus mata rantai penularan. Selain memperbanyak Rapid Test, juga memperbanyak pemeriksaan dengan metode Swab Test.

”Saya harap dilakukan pemeriksaan Rapid Test dan Swab Test secara masiv, agar segera terputus mata rantai penularannya,” harapnya.

Upaya itu perlu dilakukan, mengingat penanganan covid-19 sudah dilakukan cukup lama namun kondisinya tidak kunjung membaik, bahkan justru semakin parah.

”Pemerintah baik eksekutif, legislatif dan TNI serta Polri termasuk jajaran Kepala Desa dan relawan, sudah bekerja keras tetapi hasilnya malah semakin merah pekat. Jangan sampai dana triliunan yang dikeluarkan menjadi muspro,” pungkasnya.

Adv