blank
Menghadapi musim kemarau, masyarakat Kabupaten Temanggung  yang ada di wilayah rawan kekurangan air bersih diminta  mempersiapkan diri dengan membuat  tandon  bak air. Foto: Suarabaru.Id/ Yon

TEMANGGUNG (SUARABARU.ID)- Masyarakat di wilayah Kabupaten Temanggung  yang ada di daerah rawan kekurangan air bersih, diminta untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi musim kemarau 2020 ini. Dengan mempersiapkan tandon  bak air.

“Sejak awal harus dipersiapkan, dengan  menyiapkan bak tendon air, sehingga ketika memasuki musim kemarau masyarakat siap menghadapinya,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, Joko Prasetyono, Rabu (8/7).

blank
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, Joko Prasetyono. Foto: Suarabaru.Id/ Yon

Joko mengatakan, meskipun diperkirakan musim kemarau tahun ini tidak seperti musim kemarau di tahun 2019 lalu, namun langkah-langkah persiapan harus tetap dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri.

11 Kecamatan

Menurutnya,  selain mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri dengan persiapan tandon bak air, pihaknya sudah melakukan pemetakan terhadap daerah rawan kekeringan.  Ia menambahkan, dari hasil pemetakan  yang telah dilakukan dari 20 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Temanggung, 11 kecamatan lainnya masuk sebagai daerah  rawan kekurangan air bersih.

“Dari 11 kecamatan yang rawan kekurangan air bersih tersebut,  tidak semua wilayah di tiap kecamatan, melainkan hanya ada beberapa desa dan dusun saja,”  katanya.

Ke-11 kecamatan yang masuk dalam pemetakan daerah rawan kekeringan yakni, Kaloran, Kandangan, Pringsurat, Kledung, Selopampang, Jumo, Tlogomulyo, Gemawang, Candiroto, Bulu, dan Tembarak. Dan , wilayah tersebut di tahun-tahun sebelumnya menjadi daerah rawan kekeringan.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, musim kemarau tahun ini  sejak bulan Juni lalu,  dan diperkirakan berakhir pada September mendatang. Dan, di bulan Juli dan Agustus masih ada kemungkinan akan turun hujan.  “Hanya saja intensitasnya sedikit tidak seperti saat musim penghujan,” imbuhnya.

Joko menambahkan,  untuk mengantisipasi kekurangan air di musim kemarau, pihaknya akan lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk membuat biopori, terutama masyarakat di daerah yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih.

Yon-trs