SEMARANG, SB.ID – DPRD Kota Semarang meminta institusi terkait kebencanaan untuk melatih warga masyarakat dalam menghadapi bencana. Nantinya setiap warga harus dididik untuk sadar bencana dan sigap bila terjadi bencana.
Pelibatan masyarakat dalam menanggulangi bencana ini harus menjadi program prioritas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Terlebih lagi di daerah daerah yang rawan banjir, tanah longsor dan rob seperti Kota Semarang.
Hal tersebut seperti yang dipaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi D (bidang Kesejahteraan Rakyat) DPRD Kota Semarang dengan BPBD Kota Semarang, Rabu (23/10/2019). RDP dengan mitra kerja DPRD ini dipimpin ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Swasti Aswagati dan dihadiri seluruh jajaran pejabat BPBD Kota Semarang yang dipimpin Kalakhar Agus Harmunanto.
Secara khusus, permintaan melibatkan masyakarat dalam penanggulangan bencana tersebut disampaikan oleh anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, HM Rohaini yang mendapat kesempatan pertama memberi tanggapan atas paparan kepala BPBD Kota Semarang tentang tugas pokok dan fungsi BPBD.
“BPBD harus melibatkan sebanyak-banyaknya peran masyarakat. Buat program pelatihan menghadapi bencana. Warga harus dididik cinta lingkungan, sadar resiko, dan sigap menanggulangi bencana,” ujar Rohaini.
Anggota Fraksi PKB DPRD Kota Semarang ini menegaskan, Semarang sudah langganan banjir setiap musim hujan dan selalu mengalami luapan air laut (rob), serta rawan tanah longsor. Peta rawan sudah ada, data sudah lengkap. Maka menurutnya, tiga hal tersebut harus diantisipasi jauh-jauh hari, dan ditanggulangi dengan cara yang komprehensif.
“Kita sudah tahu titik-titik mana yang rawan. Data sudah ada. Maka harus bisa ditangani secara tepat dan komprehensif. Ukuran hasilnya adalah kepuasan masyarakat,” tandasnya.
Selanjutnya, para anggota dewan yang hadir memberikan saran dan masukan kepada BPBD agar membuat program yang baik dan tepat sasaran, serta mengajukan anggaran yang berorientasi manfaat untuk rakyat.
Kepala BPBD Kota Semarang Agus Harmunanto menyatakan, pihaknya siap melaksanakan permintaan tersebut dan akan menyusun program yang lebih lengkap dan lebih baik untuk tahun 2020. Adapun tahun ini, ia sebutkan, lembaganya telah melaksanakan tugas preventif, represif maupun rescue. Yaitu pencegahan dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan penyelamatan, termasuk evakuasi. Serta telah melakukan pengawasan dan pengendalian, monitoring dan evaluasi, serta rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Untuk pelibatan masyarakat, kami telah membuat program Keluarahan Tangguh Bencana, Sekolah Aman Bencana, dan Kelurahan Siaga Bencana. Kami juga telah memasang alat early warning system di titik rawan bencana,” terangnya.
Sebelumnya, ia memaparkan, BPBD Kota Semarang telah merealisasikan anggaran tahun 2019 mencapai 90,32 persen. Yaitu sebanyak Rp 5,5 miliar, dari pagu yang didapat Rp 5,9 miliar.
Di akhir rapat, Wakil Ketua Komisi D DR H Anang Budi Utomo memberi catatan kesimpulan, bahwa BPBD harus selalu siaga. Terlebih menghadapi musim penghujan yang sebentar lagi akan tiba. Ia minta agar cekatan berkoordinasi dengan dinas atau instansi lain untuk memeriksa peralatan seperti pompa air luapan hujan, gorong-gorong, dan aliran sungai.
“Intinya seluruh personel BPBD harus selalu siaga. Buat antisipasi yang tepat menghadapi musim hujan. Harus cekatan berkoordinasi dengan dinas lain atau instansi lain. Periksa semua rumah pompa, saluran air maupun sungai. Ajukan anggaran bila diperlukan,” ucapnya lantas menutup rapat.