blank
Potret pemilihan umum tingkat Rukun Tetangga (Pemilu RT) di RT 01 RW 3 Kelurahan Betokan, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Ahad, 12 Januari 2024, pagi. (Dok: Suarabaru.id)

Tak ada serangan fajar. Justru warga guyub rukun iuran untuk memeriahkan coblosan pemilu RT. Begitulah potret demokrasi kecil di RT 01/03 Kelurahan Betokan, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah…”

3 SAH! 3 sah!… 2 sah!… 1 sah1…” pekik Rohman membacakan hasil coblosan surat suara pemilihan umum tingkat Rukun Tetangga (Pemilu RT) di RT 01 RW 3 Kelurahan Betokan, Kecamatan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Ahad, 12 Januari 2024, pagi.

Rohman yang merupakan salah satu panitia pemungutan suara dengan teliti membuka tiap lembar surat dari kotak.

Satu persatu surat suara dipungut, kemudian dengan kedua tangannya diambil lantas diterawang ke depan atau atas kepala, agar jelas terlihat titik lubang yang tercoblos.

Lubang kecil hasil coblosan pada surat suara harus dilihat dengan seksama dan disaksikan masyarakat untuk memastikan sah atau tidaknya, dan kemudian dicatat.

Sedari pagi ratusan masyarakat baik yang telah memiliki hak pilih atau belum mengikuti jalannya pemilu RT itu hingga selesai pada tengah hari.

Kebetulan terdapat tiga calon ketua RT pada coblosan kali ini bak pemilihan presiden 2024 lalu.

Nomor urut 01 yakni Khamdun, nomor urut 02 Mujianto yang merupakan petahana, dan nomor urut 03 Sri Mulyati sebagai satu-satunya perempuan sekaligus pendatang baru dalam kontestasi itu.

Hanya saja, memang tidak terdapat wakil. Sosok ketua RT yang terpilih berhak memilih sendiri wakilnya.

Kiswinoto, ketua panitia pemilu RT Kelurahan Betokan RT 01/03, mengatakan, pemilihan umum yang melibatkan warga langsung atau baru diadakan pertama kalinya.

“Ada 313 hak pilih baik dari pemuda, orang tua, dan kalangan perempuan,” kata dia.

Dari jumlah itu, kata Kiswinoto, ada 247 orang yang datang menggunakan hak pilihnya.

Artinya, lanjut dia, keterlibatan masyarakat akan demokrasi tingkat paling dasar di pemilu RT inu mencapai 80 persen.

Kiswinoto menguraikan, persiapan  pemilu RT di desanya dilakukan sejak pertengahan Desember 2024.

Bak pilkada umumnya, flyer gambar calon juga dipasang di sudut-sudut kampung wilayah yang dikenal penghasil komoditas jambu air itu.

“(Pada Pemilu RT ini) menurut saya  ada kebersamaan di samping (jalannya) pesta demokrasi. Bisa mengumpulkan warga dengan kebersamaannya,” ujar dia.

Untuk menambah partisipasi masyarakat, panitia dan warga sepakat membuat acara tambahan dimulai dengan senam pagi.

Usai pemilu RT selesai, ada hadiah atau doorprize yang dibagikan. Di antaranya sayur-mayur buah-buahan, perkakas rumah tangga, hingga es teh sekalipun.

“Doorprize itu swadaya dari iuran masyarakat semuanya. Ada juga uang tunai,” ucap Kiswinoto.

Disediakan juga menu makanan yang dimasak swadaya masyarakat, laiknya sebuah keluarga yang sedang mengadakan khajatan

Kiswinoto bilang, pada dua kali pemilihan RT sebelumnya tidak semeriah itu dan hanya diwakilkan kaum bapak atau kepala rumah tangga saja.

blank
Hadiah atau doorprize yang dibagikan di antaranya sayur-mayur buah-buahan, perkakas rumah tangga, hingga es teh sekalipun. (Dok: Suarabaru.id)

Demokrasi Kecil

Lebih lanjut untuk pemilu RT di RT 01/03 Kelurahan Betokan, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak itu dimenangkan oleh calon nomor urut 03 yakni Sri Mulyati dengan 123 suara sah.

Adapun calon nomor urut 01 Khamdun mendapat 26 suara, dan nomor urut 02 Mujianto mendapat 96 suara.

Bak pemilu pada umumnya, masih ada suara tidak sah dengan mencoblos lebih dari satu calon. Akan tetapi, suara tidak sah hanya dua saja.

Sri Mulyati, Ketua RT terpilih, mengatakan, bila pemilu RT ini bisa menjadi pendidikan demokrasi di tingkat yang paling dasar.

Di mana hak pilih telah dimiliki oleh semua kalangan, laki-laki atau perempuan yang sudah memiliki kartu tanda penduduk (KTP).

Sebagai satu-satunya seorang perempuan, dia juga punya alasan tersendiri mengajukan diri menjadi calon RT.

“Karena saya ingin niatnya itu akhirat, saya ingin sumbangkan ide-ide saya,” kata pensiunan pegawai negeri itu.

Sri Mulyati mengusung visi “Menuju Perubahan yang Lebih Maju” dengan beberapa agenda pekerjaan.

Dia ingin menggiatkan kegiatan keagamaan di musala, menata administrasi keuangan tingkat RT untuk sosial, hingga pemberdayaan perempuan melalui usaha kecil.

“Dulu saya sering diskusi dengan suami semasa hudupnya. Saya ingin teruskan cita-cita almarhum. Semoga masyarakat mendukung rencana saya ini. Saya ingin tinggalkan sesuatu yang bermanfaat, ilmu, nasehat, masukan. Saya ingin sekali kalau sudah tiada saya masih diingat apa yang sudah saya tinggalkan,” kata Sri Mulyati.

DA