blank
Bencana tanah ambles terjadi di dua desa di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Yakni di Desa Bero dan Desa Pijiharjo.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bencana tanah ambles dan hujan angin, melanda dua kecamatan di Kabupaten Wonogiri, yakni di Kecamatan Manyaran dan Kecamatan Jatisrono. Tidak ada korban jiwa, tapi bencana tanah ambles merusak rumah warga, lahan pertanian, mematikan sumber mata air, serta memunculkan kubangan dan tanah retak yang mengarah ke wilayah pemukiman penduduk.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Kamis (19/12), menyatakan, bencana tanah ambles terjadi di dua desa di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Yakni di Desa Bero dan Desa Pijiharjo. Di Desa Bero, lokasinya berada di lahan pertanian Dusun Jetis Kidul RT 2/RW 2. Lahan tersebut dimiliki oleh dua orang penduduk. Yaitu milik Sriwidodo dan Ny Mursinah, keduanya warga Dusun Jetis Kidul RT 1 dan RT 2 di RW 2 Desa Bero, Kecamatan Manyaran (25 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri).

Lokasi koordinatnya berada di  07°51.127′ Lintang Selatan (LS) dan 110°49.860′ Bujur Timur (BT). Hasil pengecekan yang dilakukan Tim BPBD Kabupaten Wonogiri, menemukan adanya penurunan (ambles) permukaan tanah yang kemudian membentuk lubang besar menganga, dengan ukuran panjang sekitar 18 Meter (M), lebar sekitar 8 M, dengan kedalaman tercuram sekitar 16 M.

blank
Bencana tanah ambles di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, telah memunculkan lubang perut bumi yang menganga.

Sebelas Rumah:
”Proses penurunan tanah, berlangsung tidak dalam waktu seketika, namun gejalanya telah berlangsung beberapa waktu sebelumnya, dan belakangan ini kondisi pergerakan amblesnya meningkat,” jelas Bambang Haryanto. Pergerakan tanah ambles ini, juga diikuti rekahan tanah yang membuat retakan memanjang sejauh sekitar 200 M. Garis retakannya, melewati beberapa bangunan rumah warga. ”Setidak-tidaknya melewati 11 rumah penduduk,” unkap Bambamng Haryanto, seraya menambahkan pada titik tertentu juga terdapat beberapa  lubang penurunan tanah yang bervariasi, dengan diameter sekitar 5 sampai 15 CM.

Dampak dari adanya penurunan tanah ini, telah mengakibatkan 3 tiang bangunan rumah penduduk, megalami pergeseran ke dalam lobang penurunan tanah. Tapi oleh pemiliknya langsung telah dilakukan perbaikan. Titik penurunan tanah yang ambles tersebut berjarak 40 M dari tempat pemukiman warga.

Pada lokasi di sebelah barat, jaraknya sekitar 150 M, yang titik amblesya berada di lahan pertanian Dusun Platar, Desa Pijiharjo, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Volume tanah yang ambles memiliki ukuran panjang dan lebar masing-masing 2,5 M, dengan kedalaman sekitar 1, 5 M. Oleh penduduk, lubang penurunan tanah tersebut, sudah dilakukan penimbunan meskipun masih terlihat cekung diduga karena ada proses ambles susulan.

blank
Lahan pertanian milik petani ini menjadi rusak, setelah terjadi bencana tanah ambles di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.


Mata Air Mati:
Disekitar lokasi lahan pertanian tersebut, juga terdapat puluhan lubang penurunan tanah dengan variasi diameter sekitar 10 CM sampai 60 CM. Dampak dari bencana tanah ambles ini, mengakibatkan terjadinya kerusakan pada lahan pertanian, merusak beberapa rumah penduduk meski rekahannya dalam skala kecil. Di sisi lain, juga memberikan dampak negatif pada sejumlah sumur warga, karena potensi debit airnya menurun. Bahkan sumber mata air di Sendang (Belik) di daerah tersebut kini mengalami kering, karena mata airnya mati.

Petani pemilik lahan yang ambles, menyebutkan, telah menyebabkan terjadinya penurunan produksi dan kehilangan periode masa tanam. Menyikapi ini, BPBD Kabupaten Wonogiri telah melakukan langkah mensosialisaikan perlunya peningkatan kewaspadaan kepada warga masyarakat di sekitar lokasi tanah ambles.
Demi aspek keselamatan, penduduk dilarang melakukan aktifitas di lokasi, mengingat sewaktu-waktu diprediksikan masih terjadi pergerakan tanah susulan. Untuk keselamatan dan keamanan, telah dibuatkan pagar batas aman di sekeliling lubang penurunan permukan bumi tersebut.

Bersamaan itu, dilakukan upaya mengalihkan alira air agar tidak sampai masuk ke lubang tanah yang ambles, maupun masuk ke celah retakan tanah. Penduduk diserukan untuk segera menutup setiap lubang retakan tanah maupun pada lubang penurunan tanah. Tujuannya, agar limpahan aliran air hujan tidak masuk, supaya volume tanah ambles tidak bertambah.

blank
Bencana hujan angin melanda wilayah Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Menumbangkan sejumlah pohon dan merusak rumah warga di Desa Gunungsari.


Tertimpa Pohon:
Bambang Haryanto, menyatakan, terkait dampaknya dengan lahan pertanian, telah dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri. Selanjutnya, BPBD Kabupaten Wonogiri juga telah malayangkan surat ke Badan Geologi Bandung dan ke Dinas ESDM Propinsi Jateng, agar segera dilakukan kajian teknis.

Kamis petang (19/12), dilaporkan terjadi bencana hujan angin di wilayah Desa Gunungsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Sertu Lasto dari Koramil Jatisrono Kodim 0728 Wonogiri, melaporkan, bencana hujan angin tersebut telah menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan patah, dan merusak rumah dapur serta kandang ternak milik Suwarno, di Dusun Sabuk RT 7/RW 4, Desa Gunungsari.

Bambang Pur.