blank
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk menampilkan Lakon Pandawa Kridha, dimainkan tiga dalang dalam pentas bentangan kelir panjang, didukung empat waranggana.(Dok.Ist)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pagelaran wayang kulit semalam suntuk Lakon Pandawa Kridha, digelar mulai Sabtu malam (20/4) sampai Minggu dinihari (21/4). Lokasinya di Rumah Kediaman Anggota DPRD Wonogiri, Jati Waluya, di Dusun Wates, Desa Pengkol, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Dimainkan dalam pentas satu bentangan kelir panjang, oleh tiga dalang kondang Kabupaten Wonogiri. Ketiga dalang yang berkolaborasi dalam satu pemenatasan wayang tersebut, terdiri atas Ki Gembong Danasmara dari Kecamatan Sidoharjo, Ki Alifian Nur Rohmad Arif (Kecamatan Pracimantoro) dan Ki Pandam Aji Anggoro Putro (Kecamatan Manyaran).

Trio dalang tersebut, terhitung masih berusia muda, tapi memiliki kelebihan terampil dalam memainkan wayang, utamanya dalam hal sabet. Berbagai kreasi sabet (gerak anak wayang) ditampilkan dalam beragam sajian yang kreatif, atraktif dan menarik untuk ditonton.

Pagelaran wayang semalam suntuk ini, menampilkan empat waranggana, dengan didukung para seniman Pangrawit dari Group Pandawa. Yang mayoritas personelnya, terdiri atas dalang-dalang muda Kabupaten Wonogiri.

Jati Waluya, menyatakan, pagelaran wayang kulit ini sebagai bentuk syukuran atas kemenangannya terpilih kembali untuk menjadi Caleg DPRD Kabupaten Wonogiri hasil Pemilu 2024 dari Partai Gerindra. Bagi Jati Waluya yang mantan Kepala Desa (Kades) Pengkol, ini menjadi kemenangan untuk periode yang ketiga kalinya. ”Karena itu dalangnya juga berjumlah tiga orang,” ujarnya.

Kata Jati Waluya, ini bukan berarti ngegege mangsa (keburu-buru), mengingat dirinya sendiri rencananya baru akan dilantik Bulan Oktober 2024 mendatang. Yakni dilantik sebagai Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri untuk periode yang ketigakalinya.

Kaum Boro

Tapi, kata Jati Waluya, ini dilakukan demi menuruti konstituen atau massa pemilih yang mendukung kemenangannya. Sebab, mayoritas kader pendukungnya adalah kaum boro (perantau) yang sampai saat ini masih bertahan di kampung halaman. Mereka belum kembali ke perantauan, meski Lebaran Idul Fitri 1445 H/2024 M telah lewat.

Kepada warga masyarakat yang hadir, Jti Waluya, menyeru, untuk menjalin kerukunan kembali demi persatuan dan kesatuan. ”Meski saat Pemilu yang lalu, ada perbedaan pilihan,” jelasnya sembari mempersilahkan kepada semua yang hadir kalau lapar makan lagi. Mereka juga dipersilahkan ngopi.

Ikut hadir memberikan sambutan, Anggota DPRD Provinsi Jateng Ir Sriyanto Saputro MM. Pagelaran wayang kulit kali ini, sekaligus dikemas sebagai event silaturahmi budaya atas terpilihnya Sriyanto Saputro sebagai Caleg DPR-RI dari Partai Gerindra hasil Pemilu 2024 dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV Jateng (Wonogiri, Karanganyar dan Sragen).

Lakon Pandawa Kridha, berkisah tentang kehendak Prabu Duryudana bersama Pandita Durna dan Trah Kurwa, ingin memboyong Ki Semar Bodronoyo untuk tumbal demi kejayaan Negara Hastina.

Tapi kehendak itu tidak dapat diwujudkan, karena Ki Semar Bodronoyo, lebih memihak ke Trah Pandawa untuk mencari tiga pusaka Negara Amarta yang hilang. Yakni Pusaka
Jimat Jamus Kalimosodo, Tombak Kyai Jolo Korowelang, dan Songsong Agung Tunggul Nogo.

Pasukan Kurawa yang dikomandani Patih Sengkuni, akhirnya menggelar perang melawan bala prajurit Amarta yang dipimpin Anoman bersama putra-putra Pandawa (Gatutkaca, Antareja, Ontonseno dan lain-lain). Perang dimenangi pihak Pandawa, dan bala Kurawa mundur kembali ke Astina.
Bambang Pur