blank
Kali pertama anggota PPMAW menggelar dagangan di Jl Soekarno Hatta Minggu pagi, mulai pukul 05.00 WIB hingga jam 11.00 WIB. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Arisman (40), salah satu anggota Paguyuban Pedagang Mingguan Alun-Alun Wonosobo (PPMAW), asal Berjugan Ngadimulyo Selomerto, jam 05.00 WIB pagi, dari rumah, sudah siap-siap berangkat berdagang.

Pedagang celana pendek dan training itu, dengan sejuta asa, untuk kali pertama akan berjualan di Pasar Wisata Minggu di Jl Soekarno Hatta atau di sepanjang jalan depan Kantor DPRD Wonosobo. Tepat pukul 06.30 WIB, dia sudah sampai di lokasi.

Pria pekerja keras itu, lalu menata daganganya di trotoar di posisi paling pojok, tepatnya di seberang jalan depan RM Bebek Goreng Slamet di pojok Alun-Alun. Segera beberapa pembeli menghampiri untuk membeli dagangan yang dijajakan.

Arisman mengaku hingga pukul 10.30 WIB dirinya sudah mengantongi uang Rp 350 ribu dari hasil penjualan beberapa celana pendek dan training. Karena baru pertama kali buka dan masih dalam pandemi Covid-19, belum banyak pengunjung yang datang.

“Tapi ini sudah lumayan. Sudah diberi tempat untuk jualan setiap hari Minggu pagi. Sudah kembali dapat penghasilan mingguan. Mudah-mudahan, saya dan teman-teman, terus bisa berjualan di tempat ini,” pintanya.

Lomba Lapak

blank
PKL yang tergabung dalam PPMAW menggelar daganganya di trotoar Jl Soekarno Hatta Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Selain dulu jualan di hari Minggu pagi di Alun-Alun, dia kerap juga berdagang di komplek Pasar Kertek dan Pasar Kembaran Kalikajar. Sebelum ada wabah Corona, Arisman kerap pula menjajakan dagangan keliling di acara pengajian atau pusat keramaian lainnya.

“Sejak ada pandemi Covid-19, jadi tidak pernah berdagang keliling karena nggak ada kegiatan pengajian atau perayaan lain. Dibukanya berjualan di Jl Soekarno Hatta, jadi harapan baru bagi para PKL minggu pagi,” katanya.

Pembina PPMAW Idham Cholid, mengatakan sebagai rintisan Pasar Wisata Minggu, lapak pedagang ke depan akan dilombakan untuk ikhtiar membangun kreatifitas dan inovasi di kalangan pedagang yang tergabung dalam PPM AW.

“Lomba meliputi kebersihan tempat, kreatifitas dan keramahan pedagang, fasilitas protokol kesehatan (prokes) Covid-19, hingga setting lapak yang unik dan membawa pesan promosi wisata serta penerapan prokes Covid-19 ketat,” ucapnya.

Jika digali, kata Idham, sebenarnya banyak inspirasi dan aspirasi dari para PKL. Prinspinya, mereka mau ditata. Punya tekad thas thes untuk membantu mengembangkan dunia pariwisata dan sektor perekonomian rakyat di Wonosobo.

Muharno Zarka