WALAUPUN memiliki potensi wisata yang sangat luar biasa dan sangat eksotis, hingga saat ini belum banyak wisatawan yang mengunjungi Desa Parang di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara.
Dampak ekonomi dari pengembangan Karimunjawa sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, nyaris tak terasa mengalir di desa yang saat ini memiliki penduduk sekitar 1.250 jiwa ini.
Akibatnya masyarakat masih saja menyandarkan hidupnya sebagai nelayan.
Padahal sejak Karimunjawa dirintis sebagai daerah tujuan wisata 15 tahun lalu, mereka berharap berimbas pada masyarakat Desa Parang dengan terciptanya lapangan kerja baru dan berbagai peluang usaha hingga distribusi ekonomi yang merata.
Itu pula yang diharapkan setiap saat. Namun sampai saat ini belum banyak wisatawan yang mengunjungi wilayah ini. Demikian juga dari para pelaku wisata, belum banyak yang mau menjadi perintis dengan menyediakan trip khusus ke pulau Parang. Investor pun terkesan saling menunggu.
Pulau Parang, satu di antara 27 pulau di Karimunjawa yang sejak tahun 1982 ditetapkan menjadi sebuah desa di Wilayah Kecamatan Karimunjawa.
Kekayaan Alam dan Budaya
Sebenarnya wilayah ini memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat potensial jika digarap serius menjadi sebuah objek wisata.
Pulau Parang tidak kalah dengan Karimunjawa yang telah terlebih dahulu menjadi ikon pariwisata bahari di Jawa Tengah.
Pulau Parang memiliki keindahan laut yang luar biasa dan alami. Apalagi kawasan dengan luas 744 ha ini terbentuk karena gunung api purba bawah laut ribuan tahun.
Karena itu memiliki aneka ragam bebatuan yang tidak dimiliki oleh pulau lain di Karimunjawa. Tingginya tidak lebih 110 m di atas permukaan laut.
Sumber magma terbentuknya Pulau Parang konon langsung berasal dari astenoafer membuat magmanya bersifat basaltik dan andesitik.
Magma ini langsung berpadu dengan batuan kerak benua. Karena itu bebatuan beku yang kemudian terbentuk memiliki struktur retak-retak yang sangat indah, bagaikan pahatan alam.
Karena terbentuk dari magma gunung purba, Parang memiliki keindahan yang tidak dimiliki pulau lain di Karimunjawa.
Di pulau ini terdapat tiga jenis bebatuan dan yang berwarna putih, hitam dan kuning. Bebatuan hitam di sebelah utara dan sisanya adalah bebatuan merah dan kuning. Parang juga memiliki pasir putih di sejumlah kawasan.