KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris bersama Wakil Bupati Bellinda Birton terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan persoalan sampah. Salah satu upaya nyata tersebut ditunjukkan dengan kunjungan ke tiga lokasi pengelolaan sampah anorganik di Kabupaten Kudus, Minggu (23/3).
Ketiga lokasi yang dikunjungi adalah Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di Desa Kedungdowo dan pengolahan sampah anorganik di Desa Sidorekso, keduanya di Kecamatan Kaliwungu, serta pengolahan biji plastik milik CV Langit Biru di Desa Puyoh, Kecamatan Dawe.
TPS 3R Desa Kedungdowo Jadi Percontohan Desa Mandiri
Kunjungan pertama dilakukan di TPS 3R Terpadu milik BUMDes Sumber Joyo, Desa Kedungdowo. Fasilitas ini mulai beroperasi sejak 2019 dan mendapat dukungan berupa alat insinerator dari PT Djarum pada Agustus 2024. Kini, fasilitas tersebut telah beroperasi penuh sejak Desember 2024.
Setiap hari, sekitar 4 ton sampah anorganik dari rumah tangga setempat diolah oleh 17 pekerja dengan dukungan 10 armada pengangkut sampah. Sam’ani menyebut BUMDes ini sebagai contoh nyata kemandirian desa dalam mengelola sampah.
“TPS 3R ini menjadi contoh desa mandiri dalam mengolah sampahnya sendiri. Ini menjadi inspirasi untuk desa-desa lainnya,” ujarnya.
Sampah Plastik Diolah Jadi BBM di Desa Sidorekso
Selanjutnya, Sam’ani mengunjungi pengolahan sampah milik BUMDes Desa Sidorekso. Inovasi yang dilakukan di desa ini cukup unik: mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) menggunakan metode pirolisis.
Dengan kapasitas 50 kg per proses, pengolahan ini menghasilkan hingga 35 liter BBM berupa solar dan bensin. Setiap kilogram sampah plastik bisa menghasilkan sekitar 0,7 liter BBM.
“Inovasi yang luar biasa, sampah anorganik bisa disulap jadi BBM. Sangat bernilai ekonomi tinggi dan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk limbah plastik,” kata Sam’ani mengapresiasi.
CV Langit Biru, Olah Sampah Jadi Biji Plastik Ekspor
Kunjungan terakhir dilakukan di pabrik pengolahan milik CV Langit Biru di Desa Puyoh, Kecamatan Dawe. Perusahaan ini mengolah sampah botol plastik menjadi biji plastik Polyethylene Terephthalate (PET) berkualitas ekspor.
Dengan sistem conveyor modern, proses dimulai dari pemilahan botol, penggilingan, pencucian, pengeringan, hingga sortir plastik yang masih layak pakai. Bahan baku berasal dari pemulung dan pengumpul, baik yang masih baru maupun dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Plastik berkualitas diekspor ke Korea Selatan sebagai bahan baku pembuatan botol baru, sementara plastik usang dikirim ke Solo dan Tangerang untuk diolah menjadi serat benang dan fiberglass.
“Saya sangat mendukung kepedulian masyarakat dalam mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Insyaallah, masalah sampah bisa tertangani jika dimulai dari langkah-langkah kecil seperti ini,” tandas Bupati Sam’ani.
Ali Bustomi