blank
Mi ongklok oroginal, dimasak langsung dengan sayuran segar. Dinikmati pas hangat cocok untuk cuaca Wonosobo yang dingin sejuk. Foto: Wied

WONOSOBO kini makin gencar mengundang wisatawan dengan destinasi-destinasi dan atraksi baru. Berbagai even juga digelar, bahkan even menerbangkan balon udara yang dulu hanya setiap Lebaran, kini bisa beberapa kali festivalnya tiap tahun.

Tetapi, bicara Wonosobo, tentu saja tidak bisa dilupakan tentang kuliner khasnya. Kabupaten Wonosobo, misalnya, daerah yang berada di antara gunung-gunung ini, tentu memiliki kuliner yang khas. Ada tempe kemul, tempe yang digoreng menggunakan tepung tetapi bukan mendoan. Enak dimakan saat hangat.

Temannya tempe kemul adalah gebleg, makanan yang berbahan tepung tapioca. Di beberapa daerah lain juga ada seperti Kulonprogo, Purworejo, dan sebagainya. Tetapi gebleg Wonosobo juga khas, dan bisa jadi oleh-oleh karena tersedia yang belum digoreng. Kita bisa menggorengnya di rumah.

Nah, ada lagi, yang memang benar-benar khas Wonosobo, dan hanya ada di Wonosobo yaitu mi ongklok. Sajian kuliner ini memang tak semestinya dilewatkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo.

Diberi nama mi ongklok, karena cara memasaknya yang diongklok-ongklok (dikocok-kocok seperti mi ayam) di air yang mendidih.

Bedanya, kalau mi ayam hanya minya yang yang dikocok-kocok, kalau mi ongklok minya ditaruh di semacam irus dari bambu, ditaruh pula kol, dan kucai baru diongklok-ongklok. Setelah itu dituang di mangkuk, lalu atasnya disiram dengan semacam saus, berbahan tepung tapioca. Lalu disajikan dengan sate sapi.

Bila datang atau lewat di Wonosobo, silakan mampir. Di Jalan menuju Banjarnegara ada mi ongklok Pak Muhadi, dan jalur menuju Dieng ada Mi Ongklok Longkrang dan Mbak Umi.  Dan, masih banyak yang lain.

blank
Ekonomi kreatif mendukung pariwisata. Sajian mi ongklok instan bisa dijadikan oleh-oleh. Foto: Istimewa’

Mi Ongklok Instan

Tetapi sejak beberapa tahun ini ada perkembangan baru. Bagi penyuka mi ongklok yang berada di jauh dari Wonosobo, tetap bisa menikmatinya. Ya, kini tersedia mi ongklok instan. Adalah Desta Hatmoko Adi, warga kelurahan Mudal, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo yang melakukan inovasi pada produk ini sejak pertengahan 2015.

Dia pun membangkitkan ekonomi kreatif dengan menjadikan mi ongklok ini dalam bentuk instan. Sebuah gagasan yang semula mungkin dianggap aneh, tetapi direalisasi. Mi instan bukan hanya diproduksi oleh pabrik-pabrik besar. Desa memproduksi ide kreatifnya ini di rumahnya sendiri.

Mulai meluncurkan produknya pada awal 2016 dengan brand “Mi Ongklok Mas Desta”. Mi ongklok instan ini juga menggunakan bahan-bahan seperti mi ongklok pada umumnya. Dalam kemasan mi ongklok instan terdapat mi kuning, daun kucai, tahu, dan tepung bumbu untuk sausnya, dan bumbu-bumbu lainnya yang telah diproses dan dikemas sehingga bisa awet hingga satu tahun.

Bermula dari kemasan plastik sederhana, kini Mi Ongklok Mas Desta sudah tersedia dalam kemasan aluminium foil, cup for traveller, hingga premium pack. Varian rasanya bermacam macam mulai dari original, lombok ijo, black pepper, super pedas, pedas manis, dan golden cheezy.

Produk ini, kata Desta sudah memilikiri izin PIRT, LPOM dan Halal MUI. Tagline yang dipakai untuk produk ini pun tak main main, yaitu Mi Ongklok Instan Mas Desta pertama di dunia, Kuliner Lokal Go International.

“Di Indonesia, penjualan mi ongklok ini sudah sampai ke Papua. Kalau di luar negeri, kami sudah kirim ke Hongkong, Jepang, Singapura, Taiwan hingga Kanada,” kata Desta.

Desta mengakui bahwa pandemi covid-19 ini luar biasa mengurangi omzetnya, terutama untuk penjualan offline. Namun, usahanya masih dapat bertahan karena penjualan online mi ongklok instan ini malah meningkat hingga tiga kali lipat.

blank
Mi ongklok juga tersedia dalam bentuk cup. Foto: Ist

“Saat pandemi ini, UMKM banyak yang gulung tikar, Alhamdulillah kami masih bertahan karena kami juga memasarkan produk secara daring di marketplace, promosi melalui media sosial seperti instagram dan youtube sehingga jangkauan market lebih luas.” tegasnya.

Mi ongklok ini, ternyata masuk dalam kategori pasta. Sehingga banyak juga yang menyebutnya pasta jawa. Maka, jangan khawatir kini bagi wong Wonosobo yang tinggal jauh dari kota asalnya, bahkan di luar negeri sekalipun tetap bisa menikmati mi ongklok.

Presenter acara Jejak si Gundul di Trans7 juga tertarik untuk melakukan liputan di Mi Ongklok instan Mas Desta ini. Heru Gundul, sang presenter, juga melakukan praktik pembuatan mi ongklok instan.

Tentang mi olngklok instan ini, soal rasa benar-benar tidak mengecewakan. Tak beda jauh dengan mi ongklok aslinya. Tinggal cari di internet, dengan menulis kata mi ongklok instan, pasti muncul. Lalu tinggal pesan.

Tapi kalau ingin lebih mantap, berkunjunglah ke Wonosobo, lalu mampir di warung mi ongklok yang sudah kondang seperti Pak Muhadi, Mbak Umi, dan Mi Ongklok Longkrangf.

Kalau di tempat-tempat itu habis, silakan cari karena penjual mi ongklk keliling juga banyak. Nah!

wied