MANCHESTER – Manajer Liverpool Juergen Klopp mengakui Manchester United (MU) akan lebih sulit dikalahkan daripada sebelumnya. Dua tim top ini bakal beradu keterampilan dalam big match Liga Primer Inggris di Old Trafford, Minggu (24/2). Pada pertemuan pertama musim ini di Anfield, The Reds menang 3-1. Bagi The Red Devils, kekalahan itu menandai akhir era manajer Jose Mourinho. Pelatih asal Portugal ini kemudian digantikan Ole Gunnar Solskjaer yang ditunjuk sebagai caretaker hingga musim 2018-2019 selesai.
Si Merah tiga kali takluk dan sekali seri dalam empat kunjungan terakhir ke markas Setan Merah di ajang Premier League. Kemenangan terakhir The Kop di Old Trafford terjadi pada Maret 2014 lewat dua penalti Steven Gerrard dan satu gol Luis Suarez. ”Solskjaer adalah paduan antara kualitas dan keberuntungan. Ini memang bukan kabar terbaik buat kami, tapi semua fans United itu brilian,” ungkap Klopp. Kemenangan atau minimal hasil imbang akan membuat The Reds kembali memimpin klasemen. Namun, hal itu sama sekali tak dipikirkan Klopp. Dia juga mengaku tidak merasa terbebani.
Pria berkebangsaan Jerman ini meyakini kalau timnya memenuhi falsafah berperilaku 100 persen di lapangan, kemenangan bakal lebih mudah diwujudkan. Dia pun menuntut James Milner dan kolega memperbaiki kesalahan terakhir ketika menghadapi Bayern Munich, yakni operan terakhir yang buruk. Klopp bakal tetap mengusung skema paten 4-3-3. Kemungkinan kapten pertama Jordan Henderson dibangkucadangkan. Posisi gelandang bertahan dipercayakan pada Fabinho. Holding midfielder Brasil itu diplot mematikan pergerakan Paul Pogba. Saat MU ditundukkan Paris Saint-Germain 0-2 babak 16 besar leg pertama Liga Champions, manuver Pogba diredam Marquinhos.
Di kubu MU, Solskjaer meminta Ashley Young dan kawan-kawan untuk mengontrol emosi. Menurut tactician asal Norwegia tersebut, laga ini penting buat seluruh anggota timnya. Ini untuk kali pertama Solkjaer melakoni North West Derby sebagai seorang manajer. Ketika masih menjadi pemain, dia telah tujuh kali bertemu Liverpool dan sukses menyumbang tiga gol. “Ini merupakan salah satu partai terbesar, dan kami menantikan itu,” tutur Solskjaer.
Dia mewanti-wanti anak-anak asuhannya untuk tetap fokus. Sebab, duel ini diprediksi berlangsung panas. “Tugas kami adalah menyalurkan semua energi itu dalam kinerja kami. Ini bukan tentang emosi,” paparnya. Mantan penyerang ini memahami emosi bisa dibawa ke dalam pertandingan. Namun, penting untuk terus fokus dan mengontrolnya selama dua kali 45 menit. Solskjaer tak mau mengikuti jejak Mourinho yang tampil defensif ketika jumpa Si Merah. Dia ingin skuadnya berani main terbuka dan agresif. (rr)