Ketua DPRD Kudus H Masan SE MM saat menyerahkan lepet raksasa kepada seorang warga dalam tradisi Sewu Kupat Sunan Muria. Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sebagai wujud pelestarian budaya, Ketua DPRD Kabupaten Kudus H. Masan, SE, MM mendukung tradisi Sewu Kupat Sunan Muria terus dilestarikan. Selain sebagai bentuk silaturahmi antar warga, tradisi tersebut juga sebagai bentuk sikap tawadlu terhadap Sunan Muria sebagai salah satu Waliyullah dan penyebar agama Islam di Kudus.

Pernyataan Masan tersebut disampaikan saat menghadiri tradisi Sewu Kupat Sunan Muria yang dilaksanakan pada Rabu, (17/4) lalu di Taman Ria Colo, Dawe, Kudus. Masan yang hadir mendampingi Bupati Kudus dua periode H Musthofa, terlihat cukup antusias menyapa langsung masyarakat yang hadir.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut Pj Bupati Kudus H Hasan Chabibie, Kapolres Kudus AKBP Dydit Dwi Susanto, Komandan Kodim 0722 Kudus, Letkol Inf Andreas Yudhi Wibowo, seluruh Kepala Desa di wilayah Kecamatan Dawe, serta sejumlah pimpinan OPD.

“Tradisi Sewu Kupat Sunan Muria ini bukan hanya tradisi biasa, tapi sebuah bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas limpahan berkah hasil bumi yang melimpah,”tandasnya.

Ketua DPRD Kudus menyampaikan tradisi ini digelar untuk menjaga dan mempererat silaturahmi serta pelestarian budaya yang dibentuk dengan kolaborasi atas kreatifitas kearifan lokal.

“Tradisi ini digelar untuk mempererat silaturahmi antara masyarakat dengan pemerintah desa. Sebagai hal terpenting yang perlu diwujudkan yakni melestarikan budaya yang terbentuk atas kreatifitas kearifan lokal dari masyarakat” ungkapnya.

Di sisi lain, Ketua DPRD Kudus mengajak masyarakat “Nguri-uri budoyo jowo” melestarikan budaya peninggalan Sejarah seperti Tradisi Sewu Kupat Sunan Muria ini. Masan berkomitmen akan terus melanjutkan tradisi Sewu Kupat Sunan Muria ini agar terus lestari hingga nanti.

“Apakah itu ada anggaran dari pemerintah daerah atau tidak, saya berkomitmen untuk terus melestarikan tradisi ini,”tandasnya.

Tradisi Sewu Kupat Sunan Muria. foto: Ali Bustomi

Tradisi Sewu Kupat Sunan Muria merupakan salah satu tradisi Syawalan yang diselenggarakan setiap tahun pada hari ke – 7 usai Hari Raya Idul Fitri. Ribuan warga selalu membanjiri kegiatan tradisi tersebut.

Tradisi kupatan di Kawasan Makam Sunan Muria ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Namun, berkat inisatif Bupati Kudus H Musthofa di tahun 2008, tradisi ini dikembangkan menjadi salah stu destinasi wisata yang lebih menarik.

Banyak warga yang percaya tradisi ini mendatangkan keberkahan tersendiri. Ini tak lepas dari sosok Sunan Muria yang menjadi salah satu Walisongo yang dipercaya memiliki karomah tersendiri.

H Musthofa selaku Bupati Kudus kurun waktu periode 2008-2018 turut mengamini keberkahan dalam tradisi Sewu Kupat Sunan Muria. Sebagai penggagas tradisi tersebut, Musthofa bahkan membeberkan sejumlah rahasia dalam tradisi tersebut.

Menurutnya, tradisi Sewu Kupat Sunan Muria bukan hanya tradisi biasa, tapi sebagai ungkapan ketawadluan masyarakat Kudus terhadap Sunan Muria. Keberkahan tradisi tersebut, bahkan sudah dibuktikan oleh Musthofa sendiri.

“Saya dua kali jadi bupati dan dua kali jadi anggota DPR RI. Dulu ada Dandim yang hadir dalam tradisi ini, sekarang sudah berpangkat bintang dua. Belum lagi banyak yang lainnya,”tandasnya.

 Ads-Ali Bustomi