HUJAN yang membasahi Kota Semarang, Senin (22/1/2024) sore itu, tak mempengaruhi denyut kegiatan di Panti Marhaen, Jalan Brigjen Katamso, yang menjadi Kantor DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah.
Berbagai aktivitas ada di sana. Sejumlah fungsionaris partai terlihat, seperti Ketua DPD PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, Sumanto (Ketua DPRD Jateng), dan Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Jateng, Agustina Wilujeng Pramestuti.
Ada juga juga sejumlah kader, caleg dan relawan tim pemenangan paslon capres nomor urut 03, Ganjar-Mahfud.
BACA JUGA: Wujudkan Netralitas Pemilu 2024, Jajaran TNI-Polri di Jawa Tengah Dirikan ‘Posko’
Di ruangan, para pimpinan partai tampak larut dalam diskusi panjang terkait eskalasi suhu politik jelang Pilpres dan Pileg.
Elektabilitas pasangan calon, pengaruh panggung debat, dan resistensi migrasi suara memang menjadi isu kencang yang membayangi partai politik jelang kontestasi Pilpres 2024, yang tinggal dalam hitungan minggu.
Agustina Wilujeng saat ditemui mengakui, belakangan ini Jateng memancing sorotan kompetitor, karena mapannya elektabilitas Ganjar-Mahfud, bahkan cenderung meroket. Maka timnya tak begitu heran, jika sejumlah timses kompetitor melakukan penetrasi ke provinsi ini.
BACA JUGA: Atikoh Ganjar Blusukan Pasar di Bondowoso, Pedagang Sampaikan Harga Cabai dan Bawang Merah Naik
Adanya gelombang timses lawan yang datang ke Jateng, tak membuat TPD gusar. Sebaliknya, justru Agustina optimistis memenuhi target elektabilitas yang mencapai 62 persen. Dia juga meyakini, suara PDIP di semua wilayah Jateng cukup spektakuler.
”Hasil survei internal kami setiap minggu, Ganjar-Mahfud unggul jauh dari kompetitor, marginnya sampai 20 persen. Dalam debat capres-cawapres, paslon kami paling banyak mendapatkan sentimen positif di media sosial,” ujar anggota DPR RI itu.
Dalam peta politik Nasional, Jateng sangat diperhitungkan karena predikatnya sebagai “kandang banteng”. Penguasaan PDIP begitu kuat, yang ditandai dengan militansi kader dan grassroots yang mengakar.
BACA JUGA: Pilih Pemimpin yang Amanah, Jangan Mudah Tergiur Uang atau Sembako
Diketahui, Jateng termasuk wilayah yang diperebutkan para capres. Daftar pemilih tetap (DPT) di provinsi ini sebanyak 28.289.413 orang.
Jateng tercatat sebagai DPT terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jawa Barat dengan 35.714.901 pemilih, dan Jawa Timur 31.402.838 pemilih.
Agustina juga menyatakan tenang, dengan hasil lembaga survei yang menyajikan data adanya suara PDIP yang tergerus, sehingga secara elektabilitas Ganjar-Mahfud tak lagi dominan di sejumlah wilayah.
BACA JUGA: Kakanwil Tejo Audiensi Bersama Bupati Semarang Terkait Perkembangan Rencana Relokasi Lapas Ambarawa
Dia menegaskan, bahwa PDIP melakukan pergerakan untuk elektoral sampai level RW, hingga memiliki gugus tugas 10 orang di setiap TPS. Selalu ada laporan dalam 24 jam. Dengan demikian, pihaknya tahu persis elektabilitas paslon yang diusungnya.
”Jika ada pihak yang memandang Ganjar-Mahfud surveinya rendah, itu berarti kalian tak pernah dolan. Sekali-kali keluarlah ke pasar, ke tempat nongkrong anak muda, siapa sebenarnya presiden yang dimaui rakyat,” bebernya.
Agustina tak menampik, tantangan selalu ada. Salah satunya adalah abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan. Dia juga mendengar, munculnya informasi adanya perangkat desa yang ditekan atau bentuk-bentuk mobilisasi. Atau masifnya bagi-bagi bansos oleh Jokowi di wilayah Jateng beberapa bulan terakhir, yang dipandang sabagai alat politik karena dilakukan jelang Pemilu.
BACA JUGA: Polresta Magelang Gelar Patroli Skala Besar
”Nggak masalah kalau Pak Lurah berkunjung. Bahkan, bahkan kader dengan kaos Ganjar-Mahfud malah menyambutnya, ‘Selamat datang Pak Jokowi, tapi kami pilih Pak Ganjar lho’. Masyarakat kami kira sudah cerdas dalam memilih, dan tetap memegang teguh undang-undang, sehingga merasa bisa terlindungi,” tambahnya.
Mundurnya politisi senior dari PDIP, semisal Maruarar Sirait, Agustina juga melihat sebagai hak politik individu. Politisi perempuan yang menapak dari legislator DPRD Kota Semarang itu, juga melihat mundurnya Ara, sapaan akrab Maruarar, tak memberikan dampak ikutan di Jateng.
Dia tetap optimistis, tren perolehan suara PDIP di Jateng naik terus. Dia bangga berada di partai yang memiliki sistem delegate atau pendelegasian kewenangan. Dengan pasukan yang dipimpin komandan teritorial, dan menyokong satu sama lain, suara PDIP tetap aman, meskipun ada Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres pada dari Paslon nomor urut 02.
BACA JUGA: Kemenkop UKM Berikan Pengembangan UMKM Batang untuk Pengolahan Ikan
Pasukan PDIP di Jateng dikenal sebagai KomandanTe atau Barisan Pasukan Bintang-bintang, yang merupakan bagian dari strategi pemenangan elektoral terpimpin secara gotong royong, dan bertumpu pada mesin partai, untuk memenangkan PDIP di Jateng dalam Pemilu 2024.
Menurutnya, the act of politic itu sesungguhnya sama, hanya manusia dan zamannya yang berbeda. Seni politik adalah seni sama, yang mungkin menjadi tidak mungkin, yang tak mungkin menjadi mungkin.
”Yang menjadi tugas kita adalah, menetapkan target dan mencari kemungkinan-kemungkinan. Kalau mau menang itu race-nya, cuma zamannya saja yang beda. People to be winner. Untuk menang, kita harus memenangkan hati masyarakat. Kami paham apa yang diinginkan masyarakat. Karena kita lahir, besar, menjalani proses elektoral, dengan perubahan undang-undang di sini, di Jateng. It’s still us, itu masih kita,” bebernya.
BACA JUGA: Batang Berpotensi Miliki Destinasi Wisata Durian
Proses panjang dalam berpolitik itulah, lanjut dia, PDIP sudah punya referensi antisipasi untuk bertahan. Pihaknya jauh-jauh hari juga mengetahui, pilpres bakal ruwet, dan paham tentang manuver apa yang bakal dilakukan kompetitor.
Tapi yang pasti, TPD akan akan all out untuk menyosialisasikan program Ganjar-Mahfud dalam kampanye. Pihaknya melihat keunggulan program Ganjar-Mahfud sangat mengena dan menyentuh langsung, terhadap hajat hidup yang akan membawa kemajuan masyarakat.
Program unggulan itu meliputi, internet gratis, satu desa satu faskes satu nakes, KTP Sakti, 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, sebagai sebuah program yang reasonable dan tidak memberatkan APBN.
BACA JUGA: PT PLN Indonesia Power UBP Semarang Gandeng IZI Jateng Bantu Sarpras Pembangunan Mushala di 3 Tempat
”Sejauh ini Ganjar tetap memikat hati, dan disukai kaum milineal. Gayanya disukai anak-anak muda. Kami ajak para kader untuk having fun dalam menjalankan kampanye, dan saat pencoblosan nanti. Jangan sampai begadang sampai malam, lalu bangun siang, sehingga lupa ke TPS,” katanya.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP sekaligus Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Pacul dalam berbagai kesempatan menyebut, Pemilu 2024 ibarat Piala Dunia. Maksudnya, siapa yang jadi juara, pasti ingin dijatuhkan beramai-ramai.
”Di Jateng juga, bagaimana caranya kandang banteng jebol. Makanya ada strategi bertahan khas tim sepakbola Italia, yakni catenaccio, yang berfokus pada kokohnya lini pertahanan bak gerendel,” ungkap dia.
BACA JUGA: Optimis Raih WBK, Bapas Semarang Ikuti Sosialisasi SPIP dan Implementasi Manajemen Risiko
Disampaikan juga, ada empat pasukan khusus dalam strategi itu. Pertama, para Komandante yang akan menjadi komandan tempur mengamankan wilayah.
Kedua, pasukan burung hantu. Dia menjelaskan, ada 800 personel yang disebar untuk memberikan laporan terkini, soal situasi politik. Ketiga, pasukan gorong-gorong yang bertugas mengantisipasi gangguan di “wilayah tempur”. Keempat, barisan sehat dan gembira senam sicita.
Sementara itu, capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo merespons dengan santai, soal kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke sejumlah wilayah Jateng.
BACA JUGA: Dandim Blora Minta Netralitas TNI dan Anggota Persit KCK dalam Pemilu 2024
Dia bahkan tak berpandangan, kunjungan Jokowi ke Jateng sebagai upaya menggerus suaranya bersama Mahfud MD, di wilayah itu. Bahkan dirinya menilai, kunjungan Jokowi ke Jateng juga disambut baik para pendukungnya, maupun simpatisan PDIP.
”Kami dari PDI Perjuangan, dan pendukung Ganjar-Mahfud, juga sayang sama Pak Jokowi,” ujar Ganjar, dalam safari politiknya di Lampung Selatan, Senin 22 Januari 2024 lalu.
Tak hanya itu, dia pun menyatakan, sempat melihat video para pendukungnya itu melambaikan tangan kepada Jokowi, sambil menyerukan dukungan ke dirinya dan Mahfud.
”Kompetisi-kompetisi itu kita terbiasa fair. Yang tidak boleh adalah yang tidak fair,” katanya.
Tim SB