blank
Kakanwil Kemenkumham Jateng, Tejo Harwanto saat menyampaikan capaian kinerja tahun 2023. Foto: Dok/Bapas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Setiap program yang dilaksanakan oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Semarang tidak terlepas dari adanya risiko yang dapat berpengaruh dalam pencapaian tujuan organisasi.

Kepala Bapas Semarang, Sarwito bersama tim Zona Integritas (ZI) mengikuti Sosialisasi Peningkatan Nilai Maturitas SPIP dan Implementasi Manajemen Risiko, serta Penguatan Zona Integritas di lingkungan Kanwil Kemenkumham Jateng yang berlangsung di Aula Kresna Basudewa Kanwil, Kamis (25/1/2024).

Kakanwil Kemenkumham Jateng, Tejo Harwanto menyampaikan capaian kinerja tahun 2023, dimana Kanwil Kemenkumham Jateng mendapatkan apresiasi dan penghargaan, baik internal Kemenkumham maupun pihak eksternal di bidang pelayanan publik, maupun di bidang administratif dan fasilitatif.

“Tahun 2023 lalu ada 12 UPT kami termasuk Kanwil yang memperoleh predikat Satker WBK. Kami sampai dengan tahun 2023 ini sudah mengantar satu UPT yang berpredikat WBBM dan 31 UPT yang WBK,” ujar Tejo.

Kakanwil mengucapkan terima kasih kepada perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah yang telah menjadi mitra kerja dari tahun ke tahun.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dengan tema “Zona Integritas melalui SPIP dan Manajemen Risiko” oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, Tri Handoyo.

Menurut Tri Handoyo, inti dari SPIP adalah tercapainya tujuan organisasi. “Inti dari SPIP adalah tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan,” terangnya.

Pada kesempatan itu juga dilaksakanan penguatan Zona Integritas oleh Kakanwil Kemenkumham Jateng.

Sementara itu Kabapas Sarwito mengatakan, dengan adanya kegiatan ini dapat menambah ilmu dan kemampuan untuk pembuatan manajemen risiko di Bapas Semarang.

“Risiko jika tidak dikelola dengan baik dapat mengganggu pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, upaya implementasi manajemen risiko di Bapas Semarang perlu dikembangkan lebih lanjut,” kata Sarwito.

Ning S