Oleh: Susi Ermawati, S.Pd
Nadiem Makarim menyampaikan, konsep merdeka belajar harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada peserta didik (Mustaghfiroh, 2020). Karena itu guru harus selalu belajar dan melakukan inovasi dalam pembelajaran.
Harapannya nantinya dapat diwujudkan dalam pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Siswa menjadi terlibat langsung dalam pembelajaran dengan pengalaman belajar yang dilaluinya.
Penulis melakukan pengamatan terhadap pembelajaran matematika materi bangun datar siswa kelas I SD Negeri 1 Bringin Tahun 2023. Berdasarkan hasil pengamatan, siswa belum mampu mengenal dan membedakan nama – nama bangun ruang dengan baik. Terdapat 15 siswa dari 26 jumlah siswa kelas 1 belum mampu dengan baik menggambar dan menentukan nama bangun ruang.
Berangkat dari hasil pengamatan itu, penulis melakukan suatu inovasi pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang dikemas menarik dengan menggunakan media pembelajaran.
Daryanto (2016:5) menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media dianggap sebagai alat bahan pembelajaran yang digunakan dengan tujuan supaya informasi pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Penulis menggunakan media yang dibuat dari kertas lipat dan disusun melalui kegiatan meronce. Meronce adalah akivitas merangkai bermacam benda kecil pada seutas tali atau benang, sebagai alat stimulus koodinasi motorik halus, juga latihan ketelitian, ketelatenan, dan kesabaran.
Ada banyak jenis benda yang bisa dironce, dengan ragam bentuk, bahan, serta kegunaan. Pilih yang sesuai dengan perkembangan minat, kemampuan serta kebutuhan anak (Umama, 2016) .
Karena itu penulis memilih bahan dari kertas lipat yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika materi bangun datar.
Penulis menggembangkan materi ajar untuk dikemas sebagai media pembelajaran itu sendiri. Siswa menyusun beberapa bentuk bangun datar pada seutas tali atau pita dengan pola yang ditentukan.
Bangun datar dibuat oleh siswa itu sendiri menggunakan kertas lipat. Penulis memodifikasi kegiatan meronce dengan berbagai bentuk bangun datar yang disusun oleh siswa melalui kegiatan berkelompok berpasangan pada pertemuan pertama dan dilanjutkan dengan kegiatan individu pada pertemuan kedua.
Pada pertemuan pertama setiap kelompok pasangan dibagikan tali pita dan diberikan tugas untuk membuat bangun berbentuk lingkaran dengan kertas lipat. Setiap siswa sudah diminta membawa gelas plastik. Siswa menggambar lingkaran pada kertas lipat menggunakan bantuan gelas plastik tersebut.
Siswa kemudian memotong bentuk lingkaran hasil cetakan dari gelas plastik. Masing – masing kelompok membuat bentuk lingkaran sebanyak 8 bentuk dengan berbagai warna. Kemudian mereka menyusun lingkaran tersebut melalui kegiatan meronce dengan cara menempel bolak balik bentuk lingkaran tersebut masing – masing 2 buah. Begitu seterusnya sampai tersusun semua bangun lingkaran yang telah dibuat.
Pada pertemuan kedua, setiap siswa membuat bangun berbentuk segitiga dan segiempat menggunakan kertas lipat. Cara membuatnya adalah dengan melipat kertas lipat sampai berbentuk segiempat dan segitiga . Kemudian siswa memotong hasil lipatan dengan bantuan guru.
Setelah terbentuk siswa menyusun dan menempel bangun datar tersebut dengan pola segiempat – segitiga begitu seterusnya pada pita atau tali yang sudah disediakan. Setelah hasil meronce sudah selesai, hasil karya anak anak tersebut kemudian dipasang dijendela kelas seperti tirai dan menjadi hiasan kelas.
Melalui kegiatan meronce bangun dan aktivitas berkelompok tersebut terdapat peningkatan aktivitas dalam belajar. Siswa dalam kelas menjadi aktif semua. Siswa mampu membedakan bangun datar lingkaran, segitiga dan segiempat dengan baik. Selain itu siswa menjadi senang dan semangat dalam belajar di kelas. Terdapat perbedaan dalam pembelajaran ketika siswa menggambar bangun datar dengan kegiatan siswa yang membentuk dan menyusun bangun datar dalam kegiatan meronce.
Proses pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif yang penulis lakukan mendorong siswa untuk berfikir kritis. Dari keseluruhan proses pembelajaran, kegiatan meronce sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang digunakan penulis dapat meningkatkan kembali motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.
Penulis adalah SD N 1 Bringin, Kec. Batealit, Kab. Jepara