Museum Kretek Kudus. Foto: Dok SB

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kudus, salah satu Kabupaten di pesisir utara Jawa Tengah, mempunyai julukan yang beragam, antara lain Kudus terkenal dengan Kota Santri, Kudus Kota Jenang, dan Kudus Kota Kretek.

Kudus adalah pioner rokok kretek. Nama Nitisemito sangat dikenal sebagai pengusaha rokook kretek yang juga merupakan pionernya. Maka, wajar saja kalau Kudus memiliki satu-satunya museum kretek di Indonesia.

Museum ini berlokasi di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati. Didirikan sekitar tahun 1986 semasa pemerintahan Soepardjo Roestam sebagai Gebenur Jawa Tengah saat itu. Soepardjo Roestam juga yang mencetuskan dibangunnya Museum Kretek Kudus. Museum ini unik dan menyimpan berbagai koleksi yang menceritakan kisah perkembangan kretek di tanah Jawa.

Sejarah berdirinya Museum Kratek Kudus didasari oleh potensi Kota Kudus sebagai penghasil tembakau. Dimana penemu rokok Kretek adalah Nitisemito, oleh karena itu ia disebut sebagai Bapak Kretek Indonesia.

Kata kretek sendiri diambil dari bunyi suara rokok ketika dihisap, dan kretek artinya rokok yang berasal dari Indonesia karena terbuat dari tembakau dan cengkeh dengan saus tembakau atau saus perasa.

Mengutip dari  visitjawatengah.jatengprov.go.id, museum ini juga menjadi lokasi syuting serial yang berjudul “Gadis Kretek” yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala.

Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti seperti Arya Saloka, Putri Marino, Dian Sastrowardoyo, Wingky Wiryawan, dan Tissa Biani. Rencananya yang akan tayang di di Netflix tahun ini.

Museum Kretek didirikan untuk mendokumentasikan perkembangan Kretek di Kudus maupun di tanah air. Museum Kretek saat ini sudah memiliki 1.195 koleksi tentang sejarah Kretek, seperti dokumentasi tentang kiprah para tokoh pendiri pabrik Kretek.

Selain itu terdapat bahan dan peralatan tradisional pembuatan kretek, tentang hasil produksi, barang promosi dan proses pembuatan kretek. Museum yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus ini memiliki berbagai koleksi sejarah dari masa lalu hingga masa kini.

Kisah Kretek

Diaroma Museum Kretek Kudus ini menggambarkan kehidupan dan aktivitas petani tembakau dan serta buruh pabrik rokok di Kudus. Ada juga Pojok Buruh Kudus yang menampilkan sosok buruh rookok yang sedang melinting rokok dimana para pengunjung bisa berkomunikasi.

Sejarah kretek di Kudus bermula dari kisah sosok H. Jamhari yang memiliki penyakit asma. Berbagai metode pengobatan sudah ia jalani, namun asma yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Hingga akhirnya H. Jamhari mencoba metode lain, yaitu dengan cara meracik campuran tembakau dengan cengkeh, lalu dibungkus dengan daun jagung kering sebagai pembungkusnya. Hasilnya ia bakar dan diisap.

Proses pembakaran yang berbunyi ‘kretek-kretek’ menjadi awal produk ini disebut kretek. Metode pengobatan ini dilakukan H Jamhari secara berulang-ulang, dampaknya mulai ia rasakan. Asma yang dideritanya mulai reda.

Mengenai racikan obat H Jamhari mulai tersebar luas di masyarakat. Setelah tersebarnya berita tersebut, permintaan akan racikan H Jamhari meningkat. Sejak saat itu, H. Jamhari mulai memasarkan hasil racikannya secara luas dan besar-besaran. Itu merupakan tonggak sejarah kretek di tanah air.

Museum Kretek telah memiliki 1.195 koleksi mengenai sejarah kretek. Di antaranya adalah dokumentasi kiprah para tokoh pendiri pabrik kretek.

Selain itu, terdapat pula bahan dan peralatan tradisional pembuatan kretek, hasil produksi, benda-benda promosi, dan diorama proses pembuatan kretek. Museum yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kudus sudah menyimpan koleksi sejarah dari masa lalu hingga masa kini.

Miniatur Cagar Budaya

Di sekitar komplek museum juga terdapat beberapa miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito yang banyak dianggap menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito, Masjid Wali loram Kulon dengan gapura padureksan yang sungguh ikonik, serta Rumah Adat Kudus “Joglo Pencu” dengan arsitektur perpaduan budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda).

Seperti disebutkan sebelumnya, koleksi yang tersimpan di Museum Kretek Kudus berkaitan dengan sejarah, bahan baku, proses pembuatan hingga pengemasan dari rokok kretek.

Koleksi dari Museum Kretek Kudus di antaranya: bahan baku tradisional rokok kretek, peralatan tradisional rokok kretek (alat perajang cengkeh, alat pembersih tembakau dan penggilingan tembakau).

Terdapat pula diorama aktivitas masyarakat saat bekerja zaman dahulu di lokasi pabrik rokok. Jenis tembakau yang ada di berbagai daerah serta di pilah-pilah sesuai jenis kualitasnya. Jenis cengkeh terbaik yang ada di berbagai daerah yang digunakan untuk pembuatan rokok.

Kemudian jenis saus peracikan rokok, daun pembungkus rokok tradisional, peralatan penggulung rokok, kretek tradisional, foto pengemasan rokok kretek tradisonal.

Ada juga miniatur kereta krengkeng (sarana transportasi pendistribusian rokok pada zaman dulu). Foto-foto pengusaha kretek yang ada di kudus dari zaman dahulu hingga sekarang, dan koleksi lainnya.

Silakan datang ke Museum Kretek, Kudus.

Dinita Charissa Ludviana – Mg