blank
Dekan FIK Unnes Taufiq Hidayah, bersama jajaran pimpinan fakultas dan Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS, menunjukkan nota kerja sama. Foto: spr

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (FIK Unnes), menggandeng PWI Jawa Tengah, untuk melakukan kerja sama di bidang peningkatan SDM dosen dan mahasiswa, melalui keahlian menulis dan publikasi.

Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan Dekan FIK Unnes, Dr Taufiq Hidayah MKes, dan Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS, di ruang Dekanat FIK, Unnes, Sekaran, Semarang, Kamis (7/9/2023).

Sebelum MoU, digelar Focus Discussion Group (FGD) yang dihadiri pimpinan FIK Unnes, di antaranya Wakil Dekan II Dr Andry Akhiruyanto SPd MPd, Wakil Dekan III Dr Sri Haryono SPd MOr, serta para Korprodi.

BACA JUGA: Sosialisasi Kesehatan, dr Chandra Aquino Menyebut Hidup Sehat Cegah Kanker Payudara

Dari PWI Jateng, hadir Wakil Ketua PWI Bidang Pendidikan Solikun, Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Achmad Ris Ediyanto, Sekretaris Setiawan Hendra Kelana, Wakil Seksi Pendidikan Darjo Soyat, dan Ketua Siwo PWI Erwin Ardian bersama Wakil Ketua Sigit Pramono.

Seperti disampaikan Taufiq, sasaran yang ingin dicapai lewat kerja sama ini, agar mahasiswa FIK memiliki kompetensi di luar pendidikan olahraga, seperti jurnalisme olahraga, dan kecakapan dalam penulisan artikel ilmiah populer.

Lebih dari itu, FIK mendapatkan masukan dari PWI Jateng, terkait isu-isu menarik di bidang keolahragaan Tanah Air, agar bisa diterapkan atau menjadi bahan kajian mahasiswa.

BACA JUGA: Polres Jepara Kembali Bantu Air Bersih, Giliran Warga Karangaji

Dia juga tak menampik, selama ini pihaknya terkungkung oleh bahasa akademis, ketika menulis hasil-hasil penelitian maupun kegiatan kampus untuk dipublikasikan. Akibatnya, produk-produk iti hanya dipahami kalangan tertentu, belum bisa dinikmati atau dibaca masyarakat luas.

Dia lalu mencontohkan,tulisan hasil penelitian dosen, tentang bagaimana meningkatkan sebuah loncatan dalam olahraga bola voli. Taufiq meyakini, jika penelitian itu dikemas lewat tulisan yang ringan, sederhana, dan komunikatif, akan sangat bermanfaat bagi para pelatih bola voli.

Sesungguhnya, kata dia, etalase perguruan tinggi adalah publikasi. Banyak informasi dari Unnes yang bisa terpublikasi dan layak diketahui masyarakat, baik itu penelitian dosen, kegiatan fakultas, dan prestasi-prestasi mahasiswa.

BACA JUGA: Bupati Kendal Lantik 6 Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemkab

”Maka dari itu, kami mengajak PWI Jateng untuk bersama-sama FIK Unnes, mengisi etalase ini. Banyak ruang yang bisa dikerjasamakan, semisal menghadirkan praktisi PWI untuk mengajar jurnalisme olahraga, karena perkuliahan dan SKS di prodi ini terbatas,” beber Taufiq.

Disebutkan dia, pihak kampus juga membuka ruang untuk dosen menulis di media cetak atau online, workshop penulisan artikel bagi dosen dan mahasiswa, dan publikasi artikel hasil tulisan dan penelitian dosen dan mahasiswa.

Di depan jajaran pengurus PWI, Taufiq juga menyampaikan, kerja sama dengan lembaga lain sangat terbuka, menyusul peralihan status Unnes dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU), menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH).

BACA JUGA: Wali Kota Semarang Programkan Sedekah Koin Jumat di Seluruh Kecamatan

blank
Peluncuran SSB Unnes dan friendly match FIK Unnes vs PWI Jateng. Foto: spr

Sementara itu, Amir Machmud NS menggambarkan kecenderungan media saat ini, antara mendukung atau tidak mendukung dari sisi pembinaan olahraga. Pasalnya, saat ini media lebih intens menyajikan isu-isu, persoalan viralitas, dan pilihan setting yang teragenda, akibat kemeruyakan budaya pop.

Konten media budaya pop, tutur dia, menghadirkan hal-hal yang bersifat hasrat, dan kenikmatan. Sehingga muncul istilah sportainment.

Misalnya media lebih suka menyajikan personalitas atlet bola voli Yolla Yuliana, seorang Shella Bernadetha, Megawati Hangestri, atau berita entertainment pernikahan Pratama Arhan, ketimbang bagaimana upaya memajukan pembinaan olahraga.

BACA JUGA: Satlantas Polres Jepara Bagikan 300 Paket Sembako

Menurut dia, hal itu sah-sah saja, karena ideologi media saat ini adalah viralitas.

”Kondisi ini tentu berbeda dengan pemberitaan olahraga di tahun 1980-an, 1990-an, yang lebih mengedepankan tesis, antitesis, dan sintesis,” ujar dosen jurnalistik dan penyair itu.

Berpijak dari realitas ini, lanjutnya, dengan kerja sama ini, memungkinkan PWI dan FIK Unnes bisa ikut memberikan sumbang saran melalui forum diskusi, sehingga melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang pantas disampaikan, tentang bagaimana seharusnya media menjadi bagian dari pembinaan olahraga.

BACA JUGA: Polri Peduli, Polrestabes Semarang  Beri Bantuan Sumur Bor untuk Warga Genuksari

Amir juga menyebut, hasil penelitian dosen Unnes belum banyak terpublikasikan secara populer. Kebanyakan karya mereka termuat di jurnal-jurnal, karena itu bersifat linier, dan relevan sebagai dosen. Dan itupun dengan pembaca yang terbatas.

Dia juga menyampaikan, pihaknya terbuka untuk bekerja sama dalam publikasi dan pelatihan jurnalistik. Bahkan melalui Siwo PWI Jateng, pihaknya ikut memberikan pemikiran dalam pembinaan olahraga.

Usai FGD dan penandatanganan MoU, dilakukan friendly match antara tim sepakbola FIK Unnes melawan PS PWI Jateng, di Lapangan Prof Dirham, Kampus Unnes, yang berakhir untuk kemenangan PWI 5-2. Selain itu, dilaksanakan peluncuran Sekolah Sepakbola Unnes oleh dekan FIK Unnes.

Sigit PR