blank
Ilustrasi cokelat batang. Foto: Pixabay

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Coklat merupakan makanan yang sangat disukai oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sekalipun.

Coklat bukan hanya makanan yang cocok untuk dimakan langsung atau dicampur dengan olahan makanan lain, tak hanya lezat, manis dan bertekstur lembut.

Coklat juga mempunyai nutrisi penting untuk menjaga gaya hidup tetap sehat. Namun, kebanyakan orang masih takut atau khawatir saat mengkonsumsi coklat.

Mitos mengenai coklat pun masih beredar hingga saat ini, seperti coklat membuat wajah menjadi jerawatan, tubuh menjadi gemuk, hingga coklat bisa membuat anak hiperaktif.

Baca Juga: Pengen yang Manis-Manis? Simak Resep Cokelat Truffles yang Menggugah Selera

Dilansir dari colombiaasia.com padahal mitos tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya, untuk mengetahui mitos dan fakta apa saja terkait coklat. Mari, simak ulasan berikut:

1. Coklat menimbulkan jerawat

Mitos tersebut sangat sering dibicarakan bagi kalangan perempuan, dengan anggapan bahwa mengkonsumsi coklat dapat menimbulkan jerawat.

Faktanya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Medical Association mengumumkan bahwa tidak ada kaitannya antara mengkonsumsi coklat dengan jerawat.

Bahkan apabila Anda mengkonsumsi coklat dalam jumlah yang banyak tidak akan memperburuk jerawat secara klinis. Fakta yang sebenarnya menimbulkan jerawat ialah berasal dari makan makanan yang berminyak dan kombinasi bakteri.

2. Coklat menyebabkan gigi berlubang

Mitos tersebut sangat sering menjadi alasan orang tua untuk mengelabuhi anak-anak agar anak tidak mengkonsumsi coklat.

Faktanya permen saja bukan alasan penyebab gigi berlubang. Rongga pada gigi terbentuk ketika bakteri di mulut memetabolisme gula dan pati dari semua jenis makanan (soda, permen, jus, roti, nasi, dan pasta) untuk menghasilkan asam, asam ini kemudian makan melalui email gigi yang dapat menyebabkan rongga.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Cokelat? Yuk Simak Selengkapnya

Fakta lain menyebutkan bahwa kandungan protein, kalsium dan fosfat dari susu coklat dapat melindungi email gigi dan kandungan lemaknya justru dapat membersihkan mulut lebih cepat daripada permen.

Namun, baiknya Anda tetap menjaga kesehatan gigi dengan cara selalu menyikat gigi secara teratur untuk kebersihan mulut dan neghilangkan residu karbohidrat yang dapat difermentasi dan membantu mencegah pembentukan rongga pada gigi.

3. Coklat dapat menyebabkan kenaikan berat badan

Mitos tersebut berkembang di masyarakat karena coklat dianggap makanan yang memiliki kadar manis dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi.

Faktanya setiap makanan bisa menjadi bagian dari diet sehat jika dikonsumsi dalam jumlah yang sedang.

Bar coklat rata-rata mengandung 220 kalori, yang cukup rendah untuk menjadi bagian dari diet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika coklat dikonsumsi dalam jumlah yang sedang dan tetap menjaga porsi makan coklat hitam dapat menjadi bagian dari diet.

National Institutes of Health, menyebutkan bahwa konsumsi coklat dalam jumlah sedikit setiap lima hari dalam seminggu dikaitkan dengan Body Mass Index yang lebih rendah.

4. Coklat menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif

Mitos tersebut berkembang bahwa gula pada coklat dapat menyebabkan hiperaktif.

Faktanya beberapa penelitian mengatakan bahwa tidak ada kaitannya antara kandungan gula dalam coklat dengan perilaku hiperaktif pada anak-anak. Justru yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif adalah keadaan lingkungan yang menciptakan kegembiraan luar biasa bagi anak.

Baca Juga: Bisa Membuat Pintar, Yuk Simak 5 Manfaat Cokelat bagi Otak

5. Penderita diabetes dilarang mengkonsumsi coklat

Mitos tersebut berkembang di lingkungan masyarakat karena coklat diangap memiliki kadar gula yang tinggi.

Faktanya coklat memiliki kandungan indeks glikemik yang rendah. Studi terbaru juga menunjukkan bahwa dark chocolate dapat meningkatkan insulin pada orang dengan gula darah normal, sehingga pada penderita diabetes dapat mengkonsumsi dark chocolate ini satu sampai 2 batang per minggu.

6. Coklat dapat meningkatkan kolesterol jahat (Low Density Liproprotein Cholesterol)

Mitos tersebut berkembang ddi masyarakat karena dianggap mengandung lemak jenuh yang dapat memperburuk kolesterol jahat (Low Density Liproprotein Cholesterol).

Faktanya beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam stearat yaitu lemak jenuh utama yang terkandung dalam coklat tidak meningkatkan kadar kolesterol dengan cara yang sama seperti jenis lemak jenuh lainnya.

Baca Juga: Membantu Turunkan Berat Badan, Simak Tips Makan Cokelat yang Tepat

Dengan mengkonsumsi coklat batanagn 1,4 ons sebagai pengganti camilan kaya akan karbohidrat yang terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (High Density Liproprotein Cholesterol).

7. Coklat tidak mengandung nilai gizi

Mitos tersebut berkembang di masyarakat bahwa coklat tidak memiliki kandungan gizi apapun, melainkan banyak dampak buruknya bagi kesehatan.

Faktanya coklat adalah sumber magnesium, tembaga, besi dan seng yang baik dan mengandung polifenol (antioksidan yang juga ditemukan dalam teh dan anggur merah) yang dikenal dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Bar coklat rata-rata mengandung antioksidan dalam jumlah yang sama dengan segelas anggur merah 5 ons.

Baca Juga: Benarkah Cokelat Dapat Menurunkan Berat Badan? Yuk Simak Selengkapnya

Sedangkan, menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Tufts di Boston dan Universitas L’Aquilla di Italia, satu porsi coklat hitam setiap hari mengandung lebih banyak antioksidan daripada coklat susu yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan resistensi insulin.

Hal ini disebabkan adanya kandungan flavonoid dalam coklat hitam yang memiliki dampak positif bagi penurunan tekanan darah dan peningkatan resistensi insulin.

8. Coklat menyebabkan sakit kepala

Mitos tersebut berkembang di masyarakat bahwa coklat dapat menyebabkan sakit kepala.

Faktanya sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburgh yang diterbitkan dalam Jurnal Neourologi Cephalagia tidak menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi coklat dengan sakit kepala.

Hasil penelitian doule blind dari 63 peserta yang diketahui menderita sakit kepala kronis disebabkan oleh amina dalam makanan (termasuk histamine dan beta phenylethylamine) yang terkandung dalam keju cheddar, kacang-kacangan, daging, dan alkohol.

Claudia