blank
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri Maulidurrasul dan Haul KH Sholeh Darat ke-123 di di kompleks Taman Pemakaman Umum (TPU) Bergota, beberapa waktu lalu. Foto: Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mendukung upaya para ulama mengusulkan nama KH Sholeh Darat sebagai pahlawan Nasional.

Sebagaimana diketahui, Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang baru-baru ini menggelar Seminar Genealogi Nasionalisme Indonesia dalam Kitab KH Sholeh Darat bersama PCNU Kota Semarang.

Kegiatan tersebut digelar untuk mengusulkan KH Sholeh Darat sebagai Pahlawan Nasional dan berlangsung secara hybrid di Kampus Unwahas Sampangan beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, di bawah komando Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Pemerintah Kota Semarang berencana melakukan penggantian nama ruas jalan Kiai Saleh menjadi KH Sholeh Darat.

Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu juga telah menginstruksikan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Semarang untuk membuat story telling sejarah panjang perjuangan KH Sholeh Darat yang bisa diakses secara digital lewat scan barcode.

Hal ini disampaikan Mbak Ita usai menghadiri Maulidurrasul dan Haul KH Sholeh Darat ke-123 beberapa waktu yang lalu.

“Haul tahun ini jelas berbeda, karena sudah mulai proses pengusulan nama KH Sholeh Darat menjadi pahlawan Nasional. Beliau ini merupakan salah satu tokoh pergerakan agama Islam di Kota Semarang,” ujar Mbak Ita.

Nama KH Sholeh Darat telah banyak dikenal masyarakat. Hal ini karena ia merupakan guru dari para tokoh nasional seperti Raden Ajeng (RA) Kartini, Kiai Hasyim Asy’ari, dan Kiai Ahmad Dahlan.

KH Sholeh Darat memiliki nama lengkap Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani. Sebutan Darat diambil dari nama kawasan beliau tinggal pada saat di kawasan Darat, Semarang Utara.

“Kami ingin menghormati dan mengenang beliau, sehingga Pemkot Semarang sesuai ‘kerso’ para kiai untuk mewujudkan jalan di Jalan Bendungan Randusari, Semarang Selatan menjadi Jalan bernama KH Sholeh Darat,” kata Mbak Ita.

Mbak Ita telah menginstruksikan ke Dinas Perhubungan (Dishub) untuk memproses penggantian nama jalan KH Sholeh Darat.

“Nanti seremoni pencanangan papan nama jalannya akan dilakukan usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-477 Kota Semarang pada tanggal 2 Mei 2024,” ujarnya.

Dirinya bahkan mengusulkan untuk dibuat prasasti yang ada di area makam KH Sholeh Darat. Prasasti tersebut serupa dengan ‘building signage’ yang sudah ada di Kota Lama Semarang.

“Saya akan meminta Diskominfo membuat Scan Barcode (QR Code), agar pengunjung bisa tahu story telling sejarah panjang KH Sholeh Darat dengan cara digital,” paparnya.

Mbak Ita berharap, prasasti dengan Scan Barcode itu bisa dilaunching bersamaan dengan plang nama Jalan KH Sholeh Darat.

“Dengan barcode itu, saat anak-anak datang mereka tinggal scan dan bisa melihat sejarah panjang perjalan hidup dan syiar agama KH Sholeh Darat. Ini menunjukkan bahwa kami sangat nguri-uri sejarah Islam, karena Mbah Sholeh Darat juga membuat harum nama Kota Semarang,” bebernya.

“Dengan barcode itu, generasi muda kita bisa tahu bahwa Mbah Sholeh Darat ini bagaimana dulu berjuang, hingga menjadi guru dari para pahlawan Nasional hingga beliau wafat,” imbuh Mbak Ita.

Hery priyono