blank
Kapal Pesiar berbendera Prancis 'Le Laperouse', bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Sabtu (24/9/2022), membawa banyak turis yang hendak berwisata ke Jateng. Foto: humas

SEPERTI provinsi lain, sektor parisiwata Jawa Tengah sempat lumpuh akibat pandemi covid-19. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jateng, tahun 2021 kunjungan wisatawan turun 0,94 persen, dari tahun sebelumnya. Kontribusi pariwisata Jateng terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga turun 7,8 persen pada 2020.

Namun demikian, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng Purwanto menyebut, kondisi itu berhasil berubah positif, berkat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Melalui program Jogo Plesiran gagasan Ganjar, Purwanto menyebut, progres wisata Jateng kembali bangkit dan kunjungan wisatawan berangsur naik.

”Jateng pun kini menjadi magnet turis mancanegara. Bersandarnya Kapal Pesiar berbendera Prancis ‘Le Laperouse’ ke Pelabuhan Tanjung Emas, pada Sabtu 24 September 2022 lalu, merupakan penanda turis asing sudah percaya pariwisata Jateng sudah aman untuk dikunjungi,” kata Purwanto dalam keterangannya di Semarang, Selasa (27/9/2022).

BACA JUGA: PBSI Kudus Kirim 118 Peserta di Kejurprov Bulutangkis Jateng

Dipaparkannya, pada semester I tahun 2022, jumlah wisatawan naik sebanyak 21.537.678 atau naik 1 persen dibanding tahun 2021 (21.332.409). Menurut dia, angka ini terus naik, mengikuti tren positif pada tahun 2019, dengan total turis mancanegara sebanyak 691.699.

Selain itu, pada tahun 2021 Purwanto menyebut, kontribusi sektor pariwisata Jateng terhadap PDRB juga meningkat 7,85 persen, dari tahun sebelumnya. Ditambahkan dia, hal ini sejalan dengan kembali dihidupkannya seni pertunjukkan oleh Ganjar.

”Solo International Performing Arts (SIPA), yang pada saat pandemi masih melalui daring, pada 8-10 September lalu digeber secara offline di Benteng Vastenburg, dengan menghadirkan seniman dari India, Korea Selatan, Jepang, Turki, Malaysia, Singapura, Australia dan Brazil,” tuturnya.

BACA JUGA: Tim Kedaireka Unika Kembangkan Identitas Kota Solo Melalui Kualitas Kuliner

Terlebih lagi, kata Purwanto, Ganjar memberikan sinyal pariwisata Jateng akan digencarkan, dengan pelibatan berbagai diaspora, untuk berekspresi lewat kesenian tradisional dan kontemporer. Pihaknya pun mendukung terobosan Ganjar, melalui berbagai kerja sama.

”Dalam mendukung kebangkitan wisata, Disporapar juga masif bekerja sama dengan PHRI, guna mendorong hotel-hotel di lokasi wisata, dengan sertifikasi CHSE,” imbuhnya.

Tak terbatas di pertunjukan kesenian ala perkotaan, Purwanto menjelaskan, Ganjar juga mendorong kebangkitan pariwisata sampai ke desa. Pada 2020 lalu, Purwanto menyebut, Ganjar mengalokasikan dana sebesar Rp 18,5 miliar, untuk membantu 100 desa wisata berkategori maju, berkembang dan rintisan.

BACA JUGA: Kanim Wonosobo Layani Eazy Paspor di PLHUT Kemenag Temangggung

Jumlah bantuan itu meningkat di tahun 2021, menjadi Rp 29,1 miliar untuk 237 desa wisata. Pada tahun 2022 ini, imbuhnya, ada 131 desa wisata yang dibantu dengan bantuan dana sebesar Rp 18,5 miliar.

”Berbagai penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia mengalir ke desa wisata Jateng. Yang terbaru pada 2022 ini, kita masuk 50 Besar ADWI 2022, yaitu di Bugisan (Klaten) dan Sembungan (Wonosobo),” paparnya.

Menurut Purwanto, pengembangan desa wisata juga turut didukung aspek aksesbilitas, konektivitas, atraksi, amenitas, dan ancillary. Aksesbilitas melalui jalan tol Solo-Yogya, Bawen-Yogya, transportasi trans Jateng.

BACA JUGA: Jihyo Twice Tampilkan Visualnya pada Majalah GQ Korea

blank
Ganjar Pranowo bernyanyi bersama Denny Caknan saat tampil di Dieng Culture Festival. Foto: humas

Sedangkan Atraksi lewat sport tourism, seperti Borobudur Marathon, Amenitas melalui penataan kawasan homestay, serta Ancillary dengan peningkatan kapasitas pelaku UMKM.

Upaya pengembangan pariwisata desa ini pun, akhirnya mendapat dukungan dari masyarakat. Di Desa Wisata Dieng Kulon Banjanegara, masyarakat setempat membentuk Kelompok Sadar Pariwisata, untuk membantu Ganjar dan jajaran.

Secara bergotong royong, kelompok itu membangun penginapan, homestay, rumah makan, hingga atraksi-aktraksi dalam even seperti pada Dieng Culture Festival.

”Terus terang kami memulai dari nol, skill dan kompetensi harus diasah, tapi ‘learning by doing’, kami terus berkegiatan. Tidak mudah menjadikan kawasan pertanian untuk masuk ke dalam estetika-estetika pariwisata,” ungkap Ketua Pokdarwis, Alif Faozi, yang merintis Desa Wisata Dieng Kulon di Banjarnegara.

BACA JUGA: Rumah BUMN Rembang Semen Gresik Adakan Pelatihan Digital Marketing, Dukung 30 Ribu UMKM Go Online

Alif mengaku bersyukur, Ganjar bersama jajaran Pemprov, khususnya Disporapar, ikut hadir mendukung pengembangan Dieng. Apalagi Ganjar selalui mendampingi dan menjadi spirit luar biasa dalam peningkatan SDM, dan pendampingan even.

Alif menyebutkan, upaya positif Ganjar akhirnya menumbuhkan 350 lebih homestay baru dan ratusan produk UMKM. Hal itu menimbulkan efek domino, dengan bertambahnya lapangan pekerjaan di bidang pemandu wisatawan di Dieng, dari sebelumnya 12 orang kini sudah mencapai 80 orang.

”Terkait dengan long stay atau menahan lama tinggal wisatawan, kami menggerakkan dan mengembangkan untuk belajar seni tradisi, gamelan, dan Jazz di Atas Awan,” tandasnya.

Tim SB